JAKARTA | Go Indonesia.id — Sinar matahari baru saja merambat di halaman Gedung Utama Kejaksaan Agung, Kamis pagi, 5 Juni 2025, ketika Jaksa Agung ST Burhanuddin menuntaskan prosesi penyerahan simbolis hewan qurban. Sebanyak 47 ekor ternak—37 sapi, 9 kambing, dan 1 domba—diserahkan kepada panitia Idul Adha 1446 H, menandai awal rangkaian ibadah tahunan di lingkungan korps Adhyaksa.
“Momentum Idul Adha ini bukan sekadar ritual penyembelihan, melainkan pengingat untuk meneladani ketulusan Nabi Ibrahim A.S. dan keikhlasan Nabi Ismail A.S.,” tutur Burhanuddin dalam sambutan yang diiringi derap langkah pegawai berseragam khaki. “Ibadah qurban memuat dua dimensi penting: vertikal sebagai bentuk penghambaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan horizontal sebagai kepedulian sosial terhadap sesama.”
Bobot Raksasa 1,3 Ton
Dari total 37 sapi yang terkumpul, satu ekor menjadi sorotan: sapi seberat 1,3 ton yang diqurbankan langsung oleh Jaksa Agung. Panitia menyebut bobot itu “terberat kedua di Indonesia” pada musim Idul Adha tahun ini, menambah catatan menarik dalam ritual qurban Kejaksaan.
Patungan Pejabat Sampai BUMN
Distribusi hewan qurban tahun ini menggambarkan gotong royong lintas struktural. Selain 25 sapi pribadi Burhanuddin, jajaran jaksa agung muda menyumbangkan enam ekor sapi, sementara staf ahli, kepala bagian, hingga Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Barat turut menambahkan beberapa ekor. Dukungan juga datang dari BUMN—PT Pembangunan Perumahan, PT ASDP, dan PT Hutama Karya—yang masing-masing menambahkan sapi atau kambing ke daftar donasi.
Dimensi Spiritual dan Sosial
Burhanuddin menekankan bahwa pengorbanan hewan qurban harus diterjemahkan ke dalam empati dalam tugas penegakan hukum. “Nilai pengorbanan, solidaritas, dan empati harus senantiasa diinternalisasi dalam pelaksanaan tugas sebagai insan Adhyaksa,” ujarnya, seraya menyampaikan apresiasi kepada pegawai yang berkontribusi.
Tradisi tahunan
Kejaksaan Agung rutin menggelar penyerahan hewan qurban saban Idul Adha. Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum, Harli Siregar, kegiatan tersebut menjadi “wujud nyata solidaritas dan kepedulian sosial Kejaksaan.” Tahun lalu, lembaga ini menyerahkan 42 ekor hewan; kenaikan lima ekor pada 2025 disebut sebagai indikasi semangat berbagi yang kian meningkat di tengah tren konsumsi daging yang melonjak menjelang hari raya.
Distribusi dan Protokol Kesehatan
Panitia akan mendistribusikan daging kepada masyarakat sekitar, panti asuhan, serta pegawai golongan rendah. Seluruh proses pemotongan dijadwalkan berlangsung sehari sebelum Idul Adha dengan penerapan protokol kesehatan dan sertifikasi kesehatan hewan dari dinas terkait. “Kami ingin memastikan ibadah berlangsung sahih sekaligus higienis,” kata Ketua Panitia Qurban, M. Irwan Datuiding.
Menutup Prosesi dengan Doa
Usai seremonial, Burhanuddin memimpin doa bersama, memohon kelancaran distribusi dan keberkahan. Di sela kerumunan, beberapa pegawai berswafoto di depan sapi berkalung pita merah—barangkali untuk diunggah ke media sosial pribadi. Seorang pegawai muda berujar, “Ini jadi pengingat bahwa tugas kami bukan cuma menegakkan hukum, tapi juga menebar manfaat.”
Dengan penyerahan qurban tahun ini, Kejaksaan Agung tidak hanya merayakan Idul Adha sebagai ibadah, tetapi juga menegaskan komitmen kelembagaan terhadap nilai kemanusiaan—sebuah pesan yang bergema di antara deru generator dan aroma rumput segar di halaman kantor pusat penegak hukum negeri ini.
Reporter : Iskandar