Miris! 100 Siswa di Muara Danau Belajar di Kelas Reyot, Dinas Pendidikan Tanjab Barat Tutup Mata?

IMG 20250911 WA0128

TANJAB BARAT | Go Indonesia.Id – Dunia pendidikan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat kembali tercoreng. Didusun II Muara Danau, Kecamatan Renah Mendaluh, ratusan anak terpaksa belajar di ruang kelas jauh yang jauh dari kata layak.

Bangunan reyot berdinding papan, atap rapuh, hingga meja-kursi seadanya menjadi tempat mereka menimba ilmu. Kontras dengan wajah polos dan semangat anak-anak berseragam merah-putih, suasana ruang belajar itu justru mencerminkan potret kelam pendidikan di Daerah.

Bacaan Lainnya

Advertisement

Sekolah darurat ini menampung 100 siswa dengan hanya empat guru honorer yang berasal dari warga setempat. Ironisnya, sekolah induk berjarak 30 kilometer dari dusun, dengan akses jalan yang hampir mustahil dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

β€œAnak-anak di sini cuma ingin bisa sekolah seperti anak-anak lain, punya ruang belajar yang nyaman. Kami berharap Pemerintah mau peduli,” ungkap seorang warga.

Padahal, Dusun II Muara Danau dihuni sekitar 400 kepala keluarga dalam empat RT. Dengan populasi sebesar itu, kebutuhan akan sarana pendidikan mestinya sudah menjadi prioritas.

Sayangnya, realita di lapangan justru bertolak belakang dengan amanat Pasal 31 UUD 1945 yang menegaskan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, serta UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur pemerataan layanan pendidikan tanpa terkecuali.

Jika kondisi ini terus dibiarkan, bukan hanya hak anak-anak yang terampas, tetapi masa depan generasi Muara Danau pun ikut digadaikan.

Kini sorotan tajam mengarah ke Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjab Barat. Instansi ini dituntut untuk tidak hanya menerima laporan dari balik meja, melainkan turun langsung ke lapangan melihat kenyataan.

Ratusan anak di Muara Danau menunggu bukti nyata, bukan janji kosong. Pendidikan adalah hak, bukan belas kasihan.(*)

*Redaksi*


Advertisement

Pos terkait