JAKARTA | Go Indonesia.Id – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat kembali menuai sorotan tajam. Setelah serangkaian kasus keracunan massal terjadi di berbagai daerah, Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, SH, MH dengan tegas meminta Presiden RI Prabowo Subianto untuk menghentikan sementara program MBG guna dilakukan evaluasi menyeluruh.
โStop MBG sambil dievaluasi segala sesuatunya. Hentikan sebelum ada korban lagi. Ini sudah darurat!โ tegas Prof. Sutan Nasomal di Jakarta.
Menurutnya, tujuan utama program MBG adalah memberikan asupan gizi yang lebih baik bagi anak bangsa, namun pelaksanaannya di lapangan justru berujung petaka. โFakta di lapangan menunjukkan, banyak siswa justru menjadi korban keracunan. Ini bukan lagi soal gizi, tapi soal nyawa,โ ujarnya.
Kasus keracunan terbaru dilaporkan terjadi di SMP Negeri 1 Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, dengan 52 siswa menjadi korban setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Kejadian ini memperpanjang daftar kasus serupa yang telah muncul di sejumlah wilayah Indonesia.
Akibat insiden berulang ini, rasa takut kini menghantui para orang tua dan siswa di banyak daerah. โPara orang tua khawatir, anak-anak mereka bisa menjadi korban berikutnya. Mereka bahkan meminta agar sekolah tidak lagi membagikan makanan MBG,โ ungkap Prof. Sutan.
Prof. Sutan Nasomal mendesak Polri bertindak tegas terhadap para pelaksana lapangan program MBG yang lalai dalam pengawasan dan pengolahan makanan.
โSiapa pun yang memasak dan menyebabkan keracunan harus ditangkap dan diproses hukum. Ini sudah menyangkut keselamatan anak-anak bangsa,โ katanya dengan nada keras.
Ia menilai, lemahnya pengawasan dan tidak terlibatnya ahli gizi secara langsung menjadi akar masalah program MBG. โHarus ada pakar gizi yang mengawasi langsung di lapangan. Jangan hanya administrasi tanpa kontrol nyata,โ tegasnya.
Sebagai solusi, Prof. Sutan Nasomal menyarankan agar anggaran MBG dialihkan ke program pembangunan yang lebih menyentuh masyarakat, seperti pemulihan desa miskin, penyediaan air bersih di daerah rawan kekeringan, dan pemberdayaan ekonomi Desa.
โLebih baik anggaran MBG dialihkan untuk membangun sumber air bagi masyarakat dan pertanian, menciptakan lapangan kerja, serta memperkuat desa-desa tertinggal,โ pungkasnya.(*)
Redaksi
Narasumber : Prof. DR. KH. Sutan Nasomal