BATAM | Go Indonesia.id_Pernyataan Anggota DPR RI Endipat Wijaya dapil Kepri menuai kritik tajam setelah dianggap meremehkan donasi relawan untuk penanganan banjir di Sumatra.selasa (9/12/25).
Juru Bicara Gempita DPW Kepri, Abdul Aziz Nasution menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk arogansi verbal yang tidak pantas diucapkan oleh seorang pejabat publik, terlebih saat masyarakat sedang berjuang menghadapi bencana.
Kontroversi ini berawal ketika Endipat membandingkan donasi relawan yang disebut “Rp10 miliar” dengan klaim pemerintah yang mengeluarkan dana “triliunan rupiah” untuk penanganan banjir.
Perbandingan itu dinilai Aziz sebagai komentar tidak sensitif dan jauh dari empati.
“Ucapan Endipat Wijaya tidak hanya tidak sensitif tetapi melecehkan kerja relawan dan mengabaikan fakta bahwa banyak warga masih belum menerima bantuan. Pejabat publik seharusnya hadir dengan empati, bukan sindiran murahan,” tegas Aziz
Donasi Relawan Bukan untuk Diperbandingkan dengan Anggaran Negara
Dalam keterangannya, Aziz Nasution menegaskan bahwa donasi relawan dan anggaran negara tidak bisa disamakan karena keduanya memiliki esensi yang berbeda:
Donasi relawan adalah wujud solidaritas masyarakat.
Anggaran pemerintah adalah kewajiban negara yang harus dipenuhi tanpa menunggu pujian.
Aziz menilai pernyataan Endipat sebagai bentuk komunikasi yang arogan.
“Pejabat publik tidak berhak meremehkan donasi masyarakat. Justru relawan turun cepat ketika pemerintah lambat. Jangan dibalik-balik!” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa unggahan relawan seperti Ferry Irwandi menunjukkan fakta lapangan: masih ada warga yang belum menerima bantuan logistik, distribusi tidak merata, dan keluhan masyarakat justru lebih banyak tersampaikan kepada relawan dibanding pemerintah.
Peringatan Keras: Pejabat Publik Wajib Menjaga Etika Berbicara
Gempita menilai pernyataan Endipat sebagai bentuk ketidakpekaan yang memperlebar jarak antara pejabat dan rakyat.
“Jangan berbicara seenaknya ketika masyarakat sedang berjuang menyelamatkan diri. Ucapan seperti itu hanya menambah luka,” kata Aziz
Ia menegaskan, relawan bukan pesaing pemerintah. Mereka hadir karena kebutuhan di lapangan masih banyak yang belum terpenuhi.
“Jangan sampai negara tidak sepenuhnya hadir, lalu relawan pula yang justru disindir. Ini tidak bisa dibiarkan. Kami mengecam keras pernyataan tersebut,” tegasnya.
Kritik yang disampaikan Gempita Kepri ini menjadi sorotan nasional karena mencerminkan kekecewaan publik terhadap sikap pejabat negara dalam menyikapi penderitaan masyarakat.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Endipat Wijaya belum memberikan tanggapan resmi terkait kritik tersebut.
Redaksi







