Bim Salabim! Karpet Kantor Bupati Natuna Tiba-tiba Berganti Baru, Publik Bertanya: Ada Apa?

IMG 20250519 WA0021

NATUNA | Go Indonesia.idโ€“ Setelah sebelumnya publik dikejutkan dengan pengecatan diam-diam rumah dinas Bupati Natuna, kini kejutan serupa kembali terjadi: karpet di ruang kerja Bupati dan Wakil Bupati mendadak diganti tanpa pemberitahuan resmi.

Langkah yang terkesan tertutup ini kembali menimbulkan tanda tanya besar di tengah masyarakat. Bukan hanya soal transparansi, tapi juga menyangkut urgensi dari pengadaan barang yang dibiayai oleh anggaran daerah.

Bacaan Lainnya

Advertisement

Dari penelusuran sejumlah media, terungkap bahwa pengadaan karpet tersebut belum melalui proses lelang resmi. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Bagian Umum Setda Natuna, Isparta.

> โ€œSaya tidak tahu, Bang. Sampai saat ini belum ada proyek di Bagian Umum yang sudah dilelang,โ€ ujar Isparta saat ditemui pada Senin, 19 Mei 2025.

Ia pun melempar bola panas ke pejabat yang lebih tinggi.

> โ€œTanya langsung ke Sekda saja, saya tidak bisa menjawab,โ€ tambahnya.

Informasi dari sumber internal menyebutkan bahwa penggantian karpet dilakukan secara diam-diam pada hari libur, memperkuat dugaan adanya proyek yang berjalan tanpa keterbukaan dan akuntabilitas.

Namun ketika dikonfirmasi, Sekretaris Daerah Natuna, Boy Wijanarko Varianto, justru memberikan jawaban mengambang.

> โ€œSaya tidak tahu-menahu soal itu,โ€ ujarnya singkat.

Lebih memprihatinkan lagi, berdasarkan laporan Mandalapos, kondisi karpet sebelumnya di ruang kerja pimpinan daerah masih tergolong layak pakai. Tidak ada kerusakan mencolok atau kondisi yang mendesak penggantian.

Padahal, selama ini pemerintah daerah kerap menggembar-gemborkan kampanye efisiensi anggaran. Ironis, ketika prinsip tersebut justru dilanggar oleh tindakan yang tidak mencerminkan kebutuhan mendesak dan berpotensi pemborosan.

Kini publik bertanya-tanya:
Apakah kenyamanan pejabat lebih utama dibanding transparansi?
Sampai kapan praktik-praktik senyap seperti ini akan terus dibiarkan tanpa pengawasan?

Reporter : Baharullazi


Advertisement

Pos terkait