BUMDes Mapur 2025 Sukses Wujudkan Ketahanan Pangan melalui Peternakan Ayam Petelur

IMG 20250226 WA0007

BINTAN | Go Indonesia.id – Program BUMDes Desa Mapur berhasil membangun ketahanan pangan melalui sektor peternakan ayam petelur, yang kini menjadi penggerak utama ekonomi masyarakat.

Dengan meningkatnya produksi telur, kebutuhan masyarakat setempat dapat terpenuhi tanpa harus bergantung pada pasokan dari luar daerah.

Bacaan Lainnya

Advertisement

Kepala Desa Mapur, Abdul Razak, mengungkapkan bahwa BUMDes saat ini mampu menghasilkan sekitar 6 karton telur per hari, yang langsung dipasarkan ke masyarakat desa.(25/2/25).

Sebelumnya, kebutuhan telur harus didatangkan dari Kijang, tetapi kini desa telah mandiri dalam memenuhi kebutuhan tersebut.IMG 20250226 WA0008

Langkah ini berdampak positif pada perekonomian lokal dengan mengurangi ketergantungan pasokan luar serta menjaga perputaran keuangan desa.

“Kami bersama kelompok usaha peternakan ayam petelur telah berupaya maksimal agar usaha ini dapat menjadi penggerak ekonomi berbasis kearifan lokal.

Dengan demikian, dana desa dapat digunakan secara efektif dan produktif. Kami juga berharap adanya dukungan dari investor atau pihak ketiga untuk lebih mengoptimalkan usaha ini,” ujar Abdul Razak.

Perjalanan Usaha dan Dampaknya

Peternakan ayam petelur ini dirintis pada tahun 2023 dengan menggunakan dana desa sebesar Rp160.000.000,- yang digunakan untuk membeli 200 ekor ayam petelur, termasuk biaya hibah ayam dan pakan.

Kandang yang digunakan merupakan aset desa yang dikelola oleh BUMDes.

Seiring berjalannya waktu, program ini terus dimantapkan dan dioptimalkan hingga tahun 2025.

Kini, ketahanan pangan menjadi prioritas utama desa, dengan dampak nyata bagi masyarakat setempat yang terlibat langsung dalam pengelolaan secara berkelompok.

Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama antara BPD, lembaga masyarakat, serta BUMDes yang berperan dalam pendistribusian hasil produksi.

“Kami berharap Desa Mapur dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam membangun ketahanan pangan berbasis komunitas,” tambah Abdul Razak.

Dukungan dan Harapan ke Depan

Masyarakat Desa Mapur juga menyampaikan apresiasi kepada Kepala Dinas BPMD, Pak Firman, beserta stafnya yang secara konsisten memberikan pendampingan serta memfasilitasi perkembangan usaha peternakan ayam petelur ini.

Saat ditanya mengenai keuntungan usaha dari modal awal Rp160.000.000,-, Abdul Razak hanya tersenyum dan menyatakan bahwa usaha ini terus berkembang serta memiliki potensi untuk menjual telur ke desa lain.

Bahkan, ia berharap produksi telur ini dapat mendukung program makan gratis yang sedang berjalan.

Menurut perhitungan, dari 200 ekor ayam petelur, tingkat produksi dapat mencapai 50%-60% selama masa produksi yang berlangsung sekitar 4 bulan hingga 2 tahun.

Jika dikelola dengan baik, usaha ini dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta memperkuat kesejahteraan ekonomi desa.

“Dengan modal kecil, keuntungan tetap bisa diperoleh, dan yang terpenting adalah manfaatnya bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat,” tutup Abdul Razak.

Reporter: Edy


Advertisement

Pos terkait