Cuaca Ekstrem dan Kemiskinan Ekstrem di Desa Langkap, Kabupaten Lingga

IMG 20250117 WA0061

LINGGA | Go Indonesia.id_Desa Langkap, yang terletak di Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, merupakan salah satu desa tertinggal yang menghadapi berbagai tantangan serius.

Cuaca ekstrem dan kemiskinan yang berkepanjangan menjadi dua permasalahan utama yang terus menghantui kehidupan masyarakat setempat.(18/1/25).

Bacaan Lainnya

Advertisement

Dampak Cuaca Ekstrem dan Kemiskinan

Masyarakat Desa Langkap mayoritas bekerja sebagai nelayan, dengan sedikit di antaranya menjadi buruh kasar.

IMG 20250117 WA0060Namun, sulitnya kondisi ekonomi membuat banyak warga harus mencari nafkah ke daerah terdekat seperti Marok dan Dabo Singkep.

Saat hujan lebat dan air laut pasang tinggi, desa ini sering dilanda banjir, memperparah kondisi kehidupan warganya.

Niknak, salah seorang warga, mengungkapkan bahwa mereka sangat berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah dan pihak swasta, termasuk perguruan tinggi serta organisasi kemasyarakatan, untuk membantu mengatasi kemiskinan ekstrem yang terus berlarut-larut di desa mereka.

IMG 20250117 WA0057

Harapan Masyarakat terhadap Pemerintah

MS, seorang pemuda yang berasal dari Desa Langkap, menyampaikan bahwa masyarakat ingin lepas dari status “Desa Pramadya”—sebuah label yang menunjukkan kondisi desa yang masih tertinggal. Mereka berharap Pemerintah Kabupaten Lingga dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dapat memberikan perhatian khusus agar desa ini bisa berkembang lebih baik.

Beberapa hal yang sangat dibutuhkan masyarakat antara lain:

1. Pembangunan Infrastruktur Dasar

Pembangunan pagar desa untuk membantu pemerintah desa dalam menata wilayah.

Perbaikan sarana jalan dan waduk batu miring untuk mencegah banjir akibat pasang laut.

2. Bantuan bagi Nelayan

Penyediaan alat tangkap seperti sampan dan bubu ketam agar nelayan dapat bekerja lebih efektif.

Pembangunan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan warga.

Keluhan Terkait Minimnya Bantuan

Masyarakat menyoroti bahwa bantuan dari pemerintah sangat minim. Seorang warga menyebut bahwa pada tahun 2011, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) hanya memberikan bantuan berupa sampan kecil, bukan kapal nelayan yang lebih layak. Hal ini dirasa tidak cukup untuk mendukung kehidupan nelayan di Desa Langkap.

Seorang pemuda berusia 43 tahun, yang akrab disapa Bang Edy, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi desa mereka.

“Sudah belasan tahun sejak Indonesia merdeka, tapi Desa Langkap masih berstatus Desa Pramadya.

Warga nelayan bahkan harus meminjam sampan dari tetangga untuk melaut. Ini kondisi yang sangat menyedihkan,” ujarnya.

Seruan kepada Pemerintah

Harun, salah satu pemuda Desa Langkap, berharap Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, serta pemerintah kabupaten bisa segera turun tangan mengatasi kemiskinan ekstrem di desa mereka.

“Cuaca ekstrem setiap akhir dan awal tahun sudah menjadi hal biasa bagi kami.

Tapi kemiskinan ekstrem adalah hal yang paling kami takutkan,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa dibandingkan desa-desa lain, Desa Langkap sangat tertinggal, baik dari segi infrastruktur, ekonomi, maupun kesejahteraan masyarakat.

Sumber daya alam seperti bauksit yang dahulu menjadi tumpuan ekonomi kini telah habis, meninggalkan desa dalam kondisi sulit.

Masyarakat Desa Langkap berharap agar pemerintah, baik di tingkat desa, kabupaten, provinsi, maupun nasional, dapat lebih serius dalam menangani permasalahan yang mereka hadapi.

Mereka ingin lepas dari kemiskinan ekstrem dan memiliki masa depan yang lebih baik.

Reporter: Edy


Advertisement

Pos terkait