BATAM | Go Indonesia.id-Demokrasi di kota ini hampir menghadapi tantangan besar. Hak-hak pilih masyarakat kita dikaburkan, dan demokrasi kita seolah ingin diruntuhkan. Kotak kosong pernah menjadi target bagi mereka, namun setelah targetnya tercapai, justru membuat mereka ketakutan.
Tidak hanya itu, warga Batam pemilih kotak kosong bahkan dicap dengan sebutan apakah kalian waras oleh sosok pendatang baru yang berkepentingan dan ketakutan.jumat(13/9/24)
Alhamdulillah, dengan kuasa Allah SWT, rencana mereka telah gagal dan pupus seketika.
Kini, NADI Batam kembali berdenyut dengan hadirnya Figur Penyelamat Demokrasi, Nuryanto dan Hardi S. Hood.
Mereka siap melanjutkan pembangunan yang telah digagas oleh pemimpin yang terbukti nyata berbuat untuk Batam, yaitu H. Muhammad Rudi.
Sosok HM. RUDI menjadi Figur yang didambakan oleh masyarakat di 7 (tujuh) kabupaten/kota di Kepri, dimana sangat diinginkan untuk memimpin provinsi Kepri karna terbukti dengan kinerjanya membangun Batam.
Saudara-saudara, jangan salah dalam menentukan pilihan. Setelah beberapa kali gagal, Batam kini menjadi target selanjutnya untuk diobok-obok, kita harus waspada dan cermat dalam menilai pemimpin.
Perhatikanlah rekam jejak mereka, Misalnya, ada sosok yang pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati di Tangsel pada Pilkada 2015 namun kalah, dan juga mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI di Dapil Kalimantan Barat II pada Pileg 2024 namun tidak terpilih.
Ini menjadi catatan dan pertanyaan besar bagi kita sebagai warga Batam, mengapa di dua daerah yang berbeda, sosok tersebut tidak mendapat dukungan dan kepercayaan masyarakat,
jadi siapa yang tidak waras..??
Tentu ini menunjukkan bahwa banyak uang bukan jaminan untuk menang atau menjadi pemimpin yang berkualitas.
Yang dibutuhkan adalah adab, kepribadian, dan integritas.
Pemimpin adalah panutan, contoh bagi masyarakat. Seperti pepatah mengatakan, “Mulutmu Harimaumu” Terlebih lagi, Batam adalah tanah Melayu yang kental dengan nilai sopan santun dan adat istiadatnya.
Sebagai pendatang, seharusnya siapapun yang ingin memimpin di Batam wajib punya etika. Seperti pepatah Melayu, “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.”
Mari kita buka mata, hati, dan pikiran.
Ini harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan.
Batam adalah rumah kita, dan kita ingin dipimpin oleh sosok yang telah lama mengabdi dan terbukti nyata berbuat untuk Batam yang kita cintai ini.
Oleh : DM.Chandra (Ketua SAHABAT NADI pasti Rudi Rafiq)
(Red)