Batam | Go Indonesia.id β Delapan puluh tahun Indonesia merdeka bukan hanya tentang bendera yang berkibar atau derap langkah pasukan pengibar bendera.
Ada satu simbol sederhana yang kerap terlewat, namun sesungguhnya sarat makna: senyum perempuan Indonesia.
Senyum itu bukan sekadar ekspresi bahagia di tengah perayaan 17 Agustus, melainkan representasi dari perjalanan panjang bangsa ini yang diwarnai pengorbanan, kesetiaan, dan cinta yang tulus.
Senyum sebagai Cermin Perjuangan
Sejak masa pergerakan nasional, perempuan Indonesia ikut berjuang, meski seringkali perannya tidak banyak tercatat dalam sejarah.
Mereka tersenyum di balik dapur, di ladang, di rumah, sambil mendukung perjuangan para suami dan anak-anaknya. Senyum itu adalah simbol keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan, sekaligus energi yang menghidupi perjuangan bangsa.
Senyum sebagai Rasa Syukur
Di usia kemerdekaan yang ke-80, senyum perempuan Indonesia adalah tanda syukur. Syukur karena bisa melihat anak-anak tumbuh dalam suasana damai, karena bisa menempuh pendidikan tanpa diskriminasi, dan karena bisa berperan aktif dalam berbagai bidang kehidupan.
Senyum mereka adalah doa yang tidak terucap, doa agar bangsa ini tetap teguh berdiri.
Senyum sebagai Harapan
Senyum perempuan muda hari ini adalah simbol harapan. Dari siswi SMA yang lantang membaca puisi kemerdekaan, hingga pekerja pabrik yang berjuang mencari nafkah, senyum itu menegaskan bahwa masa depan Indonesia ada di tangan generasi yang percaya diri dan optimis.
Senyum perempuan adalah energi sosial yang menular. Ia mampu meredakan ketegangan, menumbuhkan semangat persaudaraan, dan memperkuat persatuan di tengah keberagaman.
Penutup
Maka, di Hari Kemerdekaan RI ke-80 ini, senyum perempuan bukan hanya hiasan perayaan, melainkan pesan moral: bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika setiap warga, tanpa terkecuali perempuan, bisa tersenyum tulus karena merasa merdeka lahir dan batin.
Oleh : Abdul Aziz Nasution
Wakil Ketua DPW IWO Indonesia Provinsi Kepri