#EDITORIAL
BANYUWANGI | Go Indonesia.id-Di negeri ini, diam adalah kepedulian, jarak adalah solusi. Detik waktu berputar, membawa kita dalam lingkaran yang tak berujung.rabu(25/9/24)
Kita, para penghuninya, terjebak dalam peran yang tak terduga: pahlawan atau korban.
Hari-hari dipenuhi kecemasan, informasi hanya menebarkan rasa takut. Kita ingat untuk mencuci tangan, tapi lupa membersihkan kelakuan. Kematian menjadi bahan percobaan, kehilangan menjadi candaan.
Kita terdiam, terjebak dalam dua pilihan: menunggu perubahan dengan nyaman atau berpura-pura aman menunggu giliran.
Katakanlah, dengan nurani yang jernih, apa yang penting bagi kita saat ini? Motivasi? Notifikasi? Forum diskusi? Atau hiburan terkini yang menenangkan hati dan memanipulasi otak kiri?
Katakan pada Tuhan, apa yang sedang dan akan terjadi? Jika mengungkap kejahatan justru diperlakukan seperti penjahat, maka kita berada di negeri yang dikuasai mafia.
Negeri ini, di mana kebenaran terbungkus kebohongan, di mana keadilan terdistorsi oleh kekuasaan. Di sini, suara-suara terbungkam, hati-hati terluka, dan jiwa-jiwa terkekang.
Negeri ini, di mana para mafia bersembunyi di balik topeng kekuasaan, menebarkan racun ketakutan, dan menghancurkan tatanan hidup.
Mereka bersembunyi di balik tirai kemewahan, menikmati hasil kejahatan mereka, sementara rakyatnya terpuruk dalam kesengsaraan.
Namun, di tengah kegelapan, secercah harapan masih menyala. Di antara para korban, ada yang berani melawan, yang menolak untuk menyerah.
Mereka adalah para pejuang kebenaran, yang berjuang untuk melepaskan negeri ini dari cengkeraman mafia.
Mereka adalah para pahlawan tanpa tanda jasa, yang berjuang dengan penuh keyakinan, dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Mereka adalah cahaya di tengah kegelapan, yang membawa harapan bagi negeri ini.
Negeri ini, negeri para mafia, mungkin sedang tertidur dalam mimpi buruk. Tapi, percayalah, kebangkitan akan datang.
Kebenaran akan terungkap, keadilan akan ditegakkan, dan negeri ini akan kembali bersinar.
Oleh : Anda Wibisono AP SH
Reporter : Indah Razak