TANJUNGPINANG | Go Indonesia.id β Dua hari menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Monumen Proklamasi Ganda Riau ke NKRI di Tanjungpinang menjadi saksi semangat para tokoh, seniman, penyair, hingga pejabat yang bersatu dalam parade pembacaan puisi.
Acara yang digelar secara sederhana dan tanpa pendanaan khusus ini berlangsung penuh khidmat sekaligus membakar semangat nasionalisme. Suara-suara lantang para pembaca puisi menembus dinginnya malam, menghadirkan energi kebangsaan di negeri segantang lada yang resmi bergabung ke Indonesia pada tahun 1949.
Tokoh Senior hingga Generasi Muda
Pembacaan puisi diawali oleh tokoh senior Ridha K Liamsi, sosok yang dikenal sebagai “Raja Koran Sumatera”. Meski usianya lebih tua dari Republik Indonesia, beliau tetap bersemangat menampilkan karya sastra yang memantik apresiasi publik.
Setelah itu, tiga siswa SMA, di antaranya Nabilah Akhyar, tampil percaya diri membacakan puisi. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa minat berpuisi masih tumbuh di kalangan generasi muda, meski kurikulum pendidikan terus mengalami perubahan.
Sayangnya, malam itu tak ada mahasiswa yang tampil. Namun, semangat tetap terjaga lewat lantunan puisi dari berbagai kalangan, termasuk mantan Wali Kota Tanjungpinang, Surya Tati Amanah, yang membacakan karya ciptaan sendiri beberapa jam sebelum acara dimulai.
Solidaritas Sastra
Ketua Himpunan Penulis Kepri, Husnizar Hood, bertindak sebagai penggerak acara. Dengan dukungan spontan dari berbagai pihakβmulai dari penyedia pengeras suara, spanduk, hingga kursiβparade puisi berjalan tanpa kehilangan makna.
Beberapa tokoh lain turut menghidupkan suasana, seperti Wakil Bupati Bintan, Mansyur Tahir, yang membaca puisi dengan penuh irama meski usianya sudah 58 tahun. Hadir pula Prio Handoko, anggota KPU Kepri, yang menyampaikan puisi tentang kuliner khas Melayu.
Dari Batam, penyair lintas negara Tarmizi tampil dengan busana Melayu khasnya, sekaligus memperkenalkan karya dan identitas budaya di hadapan para hadirin.
Kekuatan Kata dan Spirit Kebangsaan
Acara ditutup dengan pembacaan puisi bertema perjuangan oleh Abdul Kadir Ibrahim, anggota DPR RI yang juga dikenal sebagai sastrawan. Dengan gaya khasnya, ia menyulut semangat bahwa kata-kata dan puisi adalah kekuatan yang bisa menggerakkan bangsa.
Sekretaris Perhimpunan Penulis Kepri, yang juga Ketua 1 Pena Kepri, Dewan Pakar ICMI Pusat, serta dosen UMRAH, menyampaikan harapannya agar pembacaan puisi dapat menjadi agenda bulanan, meski tanpa dukungan pemerintah.
βPuisi tak boleh mati. Ia seperti bintang di langit malam, selalu bersinar meski kadang redup. Inilah kekuatan kata yang membakar semangat kebangsaan,β ungkapnya.
Dengan parade puisi ini, semangat kemerdekaan kembali dipatri di hati masyarakat.
Bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga mengobarkan tekad untuk membangun Indonesia yang lebih hebat di usia 80 tahun kemerdekaannya.
Reporter: Edy