NATUNA | Go Indonesia.id_Masalah keterbatasan armada angkutan untuk pengiriman hasil perikanan kembali dikeluhkan para pelaku usaha di Natuna. Mereka menyebut minimnya sarana transportasi membuat ribuan ton hasil laut tidak terserap optimal, bahkan menumpuk di gudang penyimpanan.(5/12/25).
Selama ini, pengiriman produk perikanan hanya bergantung pada Kapal Tol Laut, yang kapasitas angkutnya sangat terbatas, yakni sekitar 80 ton per bulan.
Padahal, satu pabrik pengolahan ikan di Natuna mampu menghasilkan lebih dari 100 ton per bulan, sementara total terdapat sembilan pabrik yang menampung hasil tangkapan nelayan.
Bagaimana cukup? Satu pabrik saja 100 ton lebih. Natuna ada sembilan pabrik. Tol Laut cuma bisa bawa 80 ton sebulan,” ungkap Hendri, salah satu pelaku usaha perikanan, saat diwawancarai pada 5 Desember 2025.
Akibat kapasitas yang tidak memadai, banyak hasil laut harus disimpan lebih lama di gudang pendingin hingga menurunkan kualitas produk.
Kondisi ini secara langsung berdampak pada pendapatan nelayan. Ketika gudang pabrik penuh, nelayan terpaksa tidak melaut karena tidak ada lagi tempat menampung hasil tangkapan.
Hendri menilai pemerintah perlu mengambil langkah nyata, tidak hanya mengandalkan Tol Laut. Ia mengusulkan agar Pemda bekerja sama dengan pihak pelayaran atau swasta untuk menyediakan kapal koleting khusus pengangkut ikan yang beroperasi secara rutin.
Kalau transportasi lancar, harga ikan nelayan pun bisa memuaskan. Selama ini harga tertekan karena barang terlalu lama menunggu kapal,” tegasnya.
Ia juga menyarankan agar pemerintah mendorong pengelola Tol Laut menambah genset untuk peningkatan daya, sehingga bisa menambah jumlah kontainer pendingin yang dibawa setiap perjalanan.
Lebih jauh, Hendri mempertanyakan komitmen pemerintah menarik investor jika persoalan mendasar seperti transportasi ekspor hasil laut saja belum mampu diselesaikan.
Bagaimana kita mau menggaet investor, sementara masalah transportasi saja tidak bisa kita atasi?” ujarnya.
Para pelaku usaha perikanan di Natuna berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret, termasuk membangun skema kerja sama dengan perusahaan pelayaran atau investor untuk menghadirkan kapal koleting secara berkala.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Daerah Natuna maupun instansi terkait mengenai rencana penyediaan kapal koleting tersebut.
Reporter : Indah Razak

