BATAM | Go Indonesia.id_ Dugaan praktik pengoplosan beras di Kota Batam kembali menyeruak ke permukaan dan memantik kekhawatiran publik.(9/8/25)
Seorang penggiat sosial di Batam, inisial H, secara tegas menyoroti keberadaan sebuah gudang beras di kawasan Batu Ampar yang disebut-sebut masih beroperasi secara tertutup, nyaris tanpa pengawasan ketat dari instansi pemerintah yang seharusnya berwenang.
Menurut H, indikasi adanya aktivitas pengoplosan beras di lokasi tersebut masih sangat kuat, meskipun sebelumnya aparat penegak hukum pernah melakukan penggerebekan terhadap salah satu gudang di wilayah tersebut.
βKami melihat aktivitas di gudang ini tetap berjalan.
Pintu tertutup rapat, keluar-masuk barang tidak terlihat terbuka untuk publik, dan yang paling mengkhawatirkan, tidak terlihat adanya pengawasan intensif dari pihak berwenang,β ujarnya dengan nada tegas.
H menilai, lemahnya pengawasan membuka peluang besar bagi oknum pelaku usaha untuk kembali melakukan praktik curang.
Ia pun mendesak DPRD Provinsi Kepulauan Riau untuk tidak tinggal diam, melainkan segera menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi.
Menurutnya, tindakan cepat DPRD Kepri sangat diperlukan untuk memastikan kebenaran dugaan ini dan mencegah potensi kerugian yang lebih besar bagi masyarakat.
βJika dugaan kami benar, maka ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tapi juga persoalan moral.
Masyarakat bisa dirugikan secara ekonomi, dan yang lebih berbahaya lagi, mutu serta kualitas pangan yang mereka konsumsi bisa menurun drastis,β jelasnya.
Lebih lanjut, H menjelaskan bahwa beras oplosan tidak hanya merugikan kantong konsumen karena harga yang tidak sepadan dengan kualitas, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan jika pengoplosan melibatkan bahan tambahan yang tidak sesuai standar.
βPengawasan harus ketat dan berkelanjutan. Jangan hanya ramai di awal saat kasus mencuat, lalu dibiarkan kembali saat sorotan publik mereda. Itu sama saja membiarkan rakyat dirugikan secara sistematis,β tambahnya.
H juga mengungkapkan adanya indikasi lain yang membuatnya semakin curiga. Ia menyebut, sebuah media lokal sempat mempublikasikan berita mengenai dugaan pengoplosan beras di wilayah tersebut, namun tak lama kemudian berita itu menghilang dari peredaran.
βIni menambah tanda tanya besar. Kenapa berita itu hilang? Apakah ada tekanan? Apakah ada pihak yang sengaja menutupi? Justru karena itu DPRD Kepri harus segera turun ke lapangan dan membuktikan bahwa mereka berpihak pada kepentingan rakyat, bukan pada kepentingan segelintir orang,β tutupnya.
Kasus dugaan pengoplosan beras di Batam bukanlah hal baru. Beberapa tahun terakhir, aparat kepolisian bersama Satgas Pangan pernah melakukan penggerebekan terhadap gudang di kawasan Batu Ampar dan menemukan tumpukan beras dari berbagai merek yang diduga telah dioplos. Namun, meski pernah diungkap, praktik seperti ini dinilai mudah kembali terjadi apabila pengawasan tidak dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.
Dengan desakan dari masyarakat sipil ini, publik kini menanti langkah konkret DPRD Kepri dan instansi terkait untuk membuktikan komitmen mereka dalam melindungi konsumen dan menjamin keamanan pangan di daerah ini.
Reporter : AA
Sumber:Hrs