TANJUNGPINANG | Go Indonesia.id β Kondisi lalu lintas di Jalan MT Haryono KM 3, tepatnya di depan Sekolah MIN yang berseberangan dengan SPBU Batu 3, semakin memprihatinkan.(30/7/25).
Kemacetan, tumpukan sampah, dan meningkatnya risiko kecelakaan lalu lintas menjadi persoalan serius yang dikeluhkan warga, pihak sekolah, hingga aparat penegak ketertiban.
Kepala Sekolah MIN menyuarakan keprihatinannya terkait maraknya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di bahu jalan depan sekolah. Ia menilai bahwa kehadiran PKL bukan hanya mengganggu ketertiban dan kebersihan, tetapi juga mengancam keselamatan siswa dan orang tua yang setiap hari mengantar-jemput anak mereka.
βMasalahnya bukan sekadar soal sampah atau lalu lintas, tapi sudah masuk ke aspek keselamatan. Kami khawatir suatu saat terjadi kecelakaan karena kondisi jalan yang semakin sempit,β ungkapnya. Sebagai bentuk upaya, pihak sekolah telah memasang spanduk imbauan agar para pedagang tidak berjualan di bahu jalan dan area trotoar.
Pantauan di lapangan menunjukkan adanya penumpukan sampah dari aktivitas dagang, termasuk dua kantong plastik hitam yang hampir setiap hari tampak di sisi trotoar. Hal ini semakin mempersempit ruang gerak kendaraan dan pejalan kaki, apalagi di jam sibuk saat siswa masuk dan pulang sekolah. Letak sekolah yang berdekatan dengan SPBU juga menambah tingkat kerawanan lalu lintas.
Pihak Satpol PP Kota Tanjungpinang menyampaikan dukungannya terhadap pendekatan edukatif yang dilakukan pihak sekolah. Upaya internal seperti melarang siswa berbelanja di luar pagar sekolah dinilai sebagai langkah awal yang bijak. Namun, penindakan terhadap pelanggaran ruang publik, menurut mereka, tetap memerlukan sinergi antara instansi seperti Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan Dinas Pendidikan.
Warga sekitar juga angkat suara. Bang Edy, warga Tanjung Unggat yang sering melintasi kawasan tersebut, menilai kondisi jalan semakin semrawut. “Kalau begini terus, cepat atau lambat bisa saja ada korban. Jangan nunggu anak-anak celaka dulu baru sibuk bergerak,β ujarnya.
Menurut Ir. Rony Mahendra, pakar keselamatan transportasi dari Forum Transportasi Perkotaan Indonesia, solusi terbaik bukan hanya penertiban, melainkan penataan zona PKL yang humanis. βPKL tidak harus selalu dilarang, tapi harus ditata di lokasi yang aman. Harus ada zona alternatif yang tidak mengganggu fungsi jalan,β ujarnya.
Kondisi ini menggambarkan perlunya penanganan lintas sektor yang cepat dan terukur, mengingat lokasi tersebut berada di jalur protokol Kota Tanjungpinang. Pemerintah kota diminta untuk segera memetakan zona rawan kecelakaan dan melakukan penataan berbasis dialog, bukan sekadar penertiban sesaat.
Pihak sekolah diharapkan tetap melanjutkan edukasi kepada murid dan orang tua, sementara para pedagang diimbau untuk memahami bahwa keselamatan anak-anak adalah prioritas bersama.
Reporter: Edy