RANAI | Go Indonesia.id_ Polemik Pasar Rakyat Ranai kembali mencuat ke permukaan. Sejumlah pedagang Pasar Rakyat Ranai mengeluhkan fasilitas pasar yang hingga kini dinilai belum memadai. Keluhan tersebut disampaikan langsung kepada media pada Selasa (17/12/2025).
Aprizal, selaku Ketua Pasar Rakyat Ranai, mengatakan bahwa sejak awal pasar beroperasi hingga saat ini, banyak meja dagang yang tidak bisa digunakan dan belum mendapat perhatian dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindak) Kabupaten Natuna.
Dari 48 meja yang tersedia, hanya sekitar 30 meja yang dapat digunakan. Sisanya tidak bisa digunakan. Karena tidak ada kejelasan perbaikan, kami sepakat untuk mengembalikan meja-meja tersebut,β ujar Aprizal.
Selain masalah meja, Aprizal juga menyoroti persoalan air bersih yang dinilai belum jelas pengelolaannya. Meski pedagang saat ini sudah menggunakan air PDAM, namun masih dikenakan pungutan beban air.
Kami sudah memakai air PDAM, tapi masih ada pungutan beban air. Ini menjadi tanda tanya bagi kami para pedagang,β tambahnya.
salah seorang pedagang Pasar Rakyat Ranai yang enggan disebutkan namanya, turut membenarkan keluhan tersebut. Ia menyebutkan bahwa kondisi ini berdampak langsung pada aktivitas jual beli di pasar.
Meja yang tidak bisa digunakan itu jelas mengganggu kami berdagang. Ruang jadi terbatas, pembeli juga kurang nyaman. Belum lagi soal air, kami bingung kenapa masih ada biaya tambahan,β ungkapnya.
Menurut para pedagang berharap pemerintah daerah tidak hanya melakukan pendataan, tetapi juga segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki fasilitas pasar agar sesuai dengan kebutuhan pedagang.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh beberapa pedagang lainnya. Namun, sebagian besar memilih untuk tidak disebutkan identitasnya karena khawatir berdampak pada aktivitas usaha mereka.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak media masih berupaya mengonfirmasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Natuna. Namun, Kepala Dinas Disprindak belum dapat dihubungi untuk dimintai keterangan terkait keluhan para pedagang Pasar Rakyat Ranai tersebut.
Reporter : Baharullazi







