#Jawaban Resmi RSUD Raja Ahmad Tabib Kepada Media
TANJUNGPINANG | Go Indonesia.id _Sehubungan dengan adanya pertanyaan dan perhatian publik mengenai kondisi utang RSUD Raja Ahmad Tabib, bersama ini kami sampaikan penjelasan sebagai berikut:
I. Latar Belakang
RSUD Raja Ahmad Tabib telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai rumah sakit rujukan utama untuk jejaring layanan prioritas nasional, mencakup layanan Kanker, Jantung dan Pembuluh Darah, Stroke, Uronefrologi, serta Kesehatan Ibu dan Anak. Penetapan ini menuntut peningkatan kapasitas pelayanan rumah sakit, termasuk dalam penyediaan sarana dan prasarana, perekrutan SDM spesialis, serta pemenuhan standar mutu pelayanan sesuai dengan regulasi nasional.
Dalam proses peningkatan peran strategis tersebut, kebutuhan pembiayaan RSUD Raja Ahmad Tabib mengalami peningkatan signifikan. Total utang tahun 2024 tercatat sebesar Rp75,2 miliar, yang merupakan akumulasi dari utang tahun-tahun sebelumnya serta tahun berjalan. Hingga saat ini, RSUD telah berhasil melunasi utang sebesar Rp12,7 miliar, khususnya untuk pengadaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP). Namun demikian, masih terdapat sisa utang Jasa Pelayanan (JP) tahun berjalan dan tahun sebelumnya sebesar Rp15,9 miliar. Utang ini telah kami laporkan dan usulkan kepada Pemerintah Daerah agar dapat dibantu pelunasannya, mengingat keterbatasan kondisi keuangan rumah sakit.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, melalui Bapak Gubernur, telah memprioritaskan penyelesaian permasalahan utang ini guna menjaga keberlangsungan pelayanan rumah sakit. Dengan langkah ini, diharapkan seluruh utang dapat diselesaikan secara bertahap.
II. Faktor Penyebab Utang
Beberapa faktor utama yang menyebabkan timbulnya permasalahan utang adalah sebagai berikut:
1.Tata kelola rumah sakit yang masih lemah, sehingga memerlukan pembenahan secara menyeluruh.
2. Standar pelayanan yang tinggi mewajibkan pengadaan layanan dan sarana secara maksimal, namun tidak diimbangi dengan kesesuaian antara pendapatan dan pengeluaran.
3.Optimalisasi anggaran yang belum tercapai, sementara kunjungan pasien terus meningkat setiap bulan. Hal ini berdampak pada peningkatan kebutuhan operasional rumah sakit, termasuk pengeluaran untuk obat-obatan, BMHP, pemeliharaan sarana dan prasarana, serta alat kesehatan (Alkes), yang semuanya membutuhkan anggaran besar dan belum seimbang dengan pendapatan yang diterima.
4.Belum optimalnya pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya, misalnya program rujuk balik yang belum berjalan efektif, sehingga beban pembiayaan obat-obatan masih ditanggung oleh rumah sakit.
III. Upaya yang Dilakukan
Sebagai upaya yang telah kami lakukan, kami telah menyusun dan menyampaikan telaah staf kepada Bapak Gubernur Kepulauan Riau, yang memuat langkah-langkah strategis berikut:
1.Perbaikan dan penguatan tata kelola rumah sakit, melalui optimalisasi fungsi Satuan Pengendali Internal (SPI), penguatan peran Dewan Pengawas (Dewas), serta peningkatan koordinasi dengan OPD terkait. Selain itu, dilakukan penyempurnaan sistem dan mekanisme (SOP) yang sesuai dengan regulasi yang berlaku serta efisiensi dan optimalisasi belanja berdasarkan kebutuhan prioritas, serta peningkatan disiplin dalam pengelolaan layanan dan administrasi rumah sakit.
2.Mengusulkan tambahan bantuan operasional dari APBD untuk mendukung pembiayaan pelayanan.
3.Evaluasi dan penyesuaian standar pelayanan agar selaras dengan ketentuan BPJS Kesehatan dan pola tarif INACBGβs.
4.Optimalisasi aplikasi SIMRS melalui SIMETRIS (Sistem Manajemen Rumah Sakit Terintegrasi) sebagai alat bantu dalam pelaksanaan kendali mutu dan biaya, serta pengendalian biaya operasional dan Pelayanan kesehatan yang berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien sebagai prinsip utama dalam setiap tindakan pelayanan.
5.Pelaksanaan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6.Penyelesaian kewajiban rumah sakit secara bertahap dengan dukungan dari Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan terkait.
Kami berharap masyarakat tetap memberikan kepercayaan. Meskipun saat ini kami menghadapi berbagai tantangan, komitmen kami tetap teguh dalam menjalankan peran sebagai rumah sakit rujukan provinsi dan rumah sakit pendidikan yang unggul dan profesional.
Reporter : Edi