TANJUNGPINANG | Go Indonesia.id – Maraknya peredaran rokok ilegal di Provinsi Kepulauan Riau kembali menjadi sorotan publik. Andry Amsy, tokoh muda Badan Pekerja Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (BP3KR), menyebut praktik ini sebagai bentuk “perampokan negara dari dalam” yang berpotensi menimbulkan kerugian hingga ratusan miliar rupiah setiap tahun.
Menurut Andry, rokok tanpa pita cukai saat ini dijual bebas di warung-warung kecil tanpa hambatan berarti. Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan serius mengenai efektivitas pengawasan yang dilakukan oleh aparat terkait, khususnya Bea Cukai.
“Tanpa keterlibatan aparat, distribusi rokok ilegal tidak mungkin berjalan lancar. Ini adalah indikasi perampokan negara dari dalam,” tegas Andry di Tanjungpinang, Jumat (5/9/2025).
Ia menduga ada keterlibatan oknum aparat dalam jaringan distribusi rokok ilegal, sehingga bisnis haram ini bisa berlangsung dengan aman dan terorganisir. Situasi itu, menurutnya, menimbulkan keresahan masyarakat yang mulai menilai aparat seolah menutup mata terhadap kerugian besar negara.
Andry juga mengingatkan bahwa kesabaran publik memiliki batas. “Jika kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin rakyat akan turun ke jalan. Penindakan tidak bisa hanya mengandalkan Bea Cukai, tapi harus melibatkan kepolisian, TNI, bahkan kementerian terkait. Kalau perlu bentuk satuan khusus pemberantasan mafia rokok ilegal di Kepri,” ujarnya.
Atas kondisi ini, Andry mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk turun tangan langsung. Ia menilai langkah tegas dari pemerintah pusat mutlak diperlukan untuk membersihkan mafia rokok ilegal yang dianggap sebagai musuh negara dan rakyat.
Reporter : Edy