MUARO JAMBI |Go Indonesia.Id β Peringatan HUT ke-80 RI di Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, mendadak gaduh. Bukan karena gegap gempita acara, melainkan tragedi kecil yang menoreh luka besar di hati anak-anak.
Sebuah video viral memperlihatkan puluhan siswa MTsN 7 Muaro Jambi menangis tersedu-sedu setelah gagal tampil dalam parade drum band. Mereka sudah berbaris rapi dengan seragam merah-hijau mencolok, penuh semangat, namun penampilan itu mendadak buyar.
Penyebabnya: panitia justru memutar lagu βSelamat Ulang Tahunβ milik Jamrud melalui pengeras suara utama. Kekacauan pun terjadi, barisan drum band kacau, para siswa kebingungan, hingga akhirnya gagal tampil.
Air mata pun pecah di lapangan. Para siswi tampak menangis pilu, seolah jerih payah berhari-hari latihan hanya berakhir jadi tontonan miris.
Video ini sontak menuai gelombang kemarahan publik. Ribuan komentar membanjiri media sosial, penuh kecaman terhadap panitia.
βMereka latihan berminggu-minggu buat tampil 1 hari sekali, ya kalau digagalkan gini sakit hati lah,β tulis seorang warganet.
βSaya saja yang bukan anggota drum band merasa kecewa, apalagi anak-anak itu. Tidak ada penghargaan sama sekali,β sambung akun lainnya.
Meski Camat Sungai Bahar, Agus Riyadi, sudah menyampaikan permintaan maaf, publik terlanjur geram. Bagi masyarakat, permintaan maaf tidak cukup. Anak-anak yang sudah berjuang, sudah mengorbankan waktu, tenaga, dan perasaan, tidak boleh dipermalukan begitu saja.
Kini, bola panas ada di tangan Bupati Muaro Jambi, Dr. Bambang Bayu Suseno (BBS). Publik mendesak adanya evaluasi serius terhadap panitia dan ketegasan agar kejadian serupa tak lagi meruntuhkan semangat generasi muda di momen sakral HUT RI.
Insiden Sungai Bahar ini jadi pengingat pahit: kelalaian sekecil apa pun bisa menghancurkan semangat anak-anak yang seharusnya kita jaga, bukan malah dilukai.
*Redaksi*