Warga Pelabuhan Rakyat Punggur Resah, Oknum Berjuluk Tumin Takuti Pekerja Bongkar Muat

IMG 20250705 WA0155

PUNGGUR | Go Indonesia.id – Kebutuhan pokok warga pulau yang masuk dalam catatan di Kota Batam dalam tahun 2025 terbilang signifikan. Mulai dari bahan pokok utama sehari – hari sampai bahan material. Pengiriman barang dari Batam menuju pulau kecil dilakukan masyarakat dengan bongkar muat barang di pelabuhan rakyat Punggur. Terbilang 70%, kegiatan bongkar muat barang merupakan akses pekerjaan warga disana.

Namun, di balik kegiatan yang di lakukan warga di pelabuhan rakyat yang berada di Punggur, Kecamatan Nongsa. Kegiatan bongkar muat barang tersebut sering terusik dengan hadirnya oknum yang meresahkan masyarakat disana.

Bacaan Lainnya

Advertisement

Masyarakat yang diketahui sebanyak 70% merupakan bekerja sebagai kuli panggul. Mereka terbebani dan adanya intervensi dari oknum nakal.

Hal ini di ungkap salah satu warga disana kepada media ini. Laporan mereka yang menyudutkan oknum tersebut sangat mengganggu bongkar muat.

“Ada oknum bang. Tak jelas orang nya. Datang ke kami, mempertanyakan legalitas ijin barang barang yang kami bongkar. Dia mengaku oknum wartawan,” ujar warga, Sabtu (05/07).

Warga menyebutkan bahwa oknum wartawan yang mempertanyakan ijin tersebut salah sasaran dalam bertanya. Seharusnya sebagai wartawan mempertanyakan kepada instansi terkait dalam perijinan. Apalagi kata warga itu, oknum tersebut sering menakut – nakuti pekerja dengan kalimat ” kalau tidak ada saling pengertian kita akan laporkan”.

“Kami hanya membawa barang pokok. Ada juga barang material bangunan kepada penduduk lokal pulau. Kami disini bukan bawa narkoba atau lainnya. Dan kami melakukan kegiatan bongkar muat selayaknya nya pasti sudah di beri ijin kepada instansi berwenang. Kalau tidak ada ijin, manalah kami berani, ” ucap nya.

“Peran oknum nakal yang mengaku wartawan itu, sering datang dan mampir kesini. Dia awal nya nanya – nanya berujung nakuti kami sebagai pekerja. Nanya!! mana bosnya. Sementara kan kami tau nya bongkar saja. Itupun hasil nya tak cukup buat makan. Kalau ada barang kami bisa bernafas, kalau tak ada barang kami mau makan apa,” sebutnya lagi.

Sementara dari laporan warga lainnya, ( sebut saja _ Ida). Nama tersebut dicatut sebagai pengkoordinir barang yang di beritakan oknum tersebut. Di narasinya, Ida juga disebut sebagai penanggung jawab di kegiatan itu.

“Itu tidak benar apa yang di katakan nya. Dia datang kesini macam preman. Nanya ijin dan foto foto, lalu minta minta uang minyak sama kami. Ya saya pernah juga sampaikan ke dia. Kalau mau uang kerja, jangan tau nya minta dan nakuti kami, ” jelas Ida.

Menurut Ida, hadirnya oknum tersebut sudah sangat meresahkan warga yang bekerja. Sebagai wartawan seharusnya memberikan edukasi pemahaman kepada masyarakat. Wartawan seharusnya menyampaikan secara lisan kepada pemerintah atas keperluan warga pulau yang tertinggal.

Dijelaskannya juga, barang yang hendak dikirim memiliki nota pembelian dari toko. Bahkan sudah di ketahui oleh petugas laut.

“Saya di sini membantu warga agar barang ini dapat sampai ke pulau dengan selamat. Tidak ada barang aneh yang kami angkut. Semua barang terdata koq, tak ada barang haram, ” tutupnya.****

Iw


Advertisement

Pos terkait