NATUNA | Go Indonesia.id– Menjelang 100 hari kerja Bupati Natuna Cen Sui Lan, publik justru disuguhkan polemik dan kontroversi, alih-alih deretan prestasi. Kritikan yang awalnya dilontarkan oleh media lokal kini berkembang menjadi konflik terbuka, menyusul dugaan penghinaan yang dilakukan oleh suami Bupati terhadap salah satu tokoh penting di DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Marzuki, yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPC Partai Gerindra Kabupaten Natuna.
Dalam wawancara melalui pesan WhatsApp pada Minggu, 25 Mei 2025, Marzuki menyampaikan kekecewaannya atas perlakuan yang ia anggap mencederai etika publik.
“Sebagai pejabat publik, saya sangat menyayangkan tindakan dan ucapan suami Bupati yang tidak mencerminkan etika serta penghormatan terhadap lembaga legislatif. Ini bukan soal pribadi, tetapi soal menjaga marwah lembaga dan demokrasi,” tegas Marzuki.
Ia menambahkan bahwa kritik yang disampaikan pihaknya selama ini bersifat membangun, namun justru dibalas dengan sikap yang mencerminkan antikritik.
“Masyarakat berharap perubahan yang nyata, bukan pertunjukan kuasa,” lanjutnya.
Seorang tokoh masyarakat Natuna yang enggan disebutkan namanya turut menyayangkan kondisi tersebut.
“Seharusnya di momen 100 hari kerja ini, publik dan media disuguhkan dengan capaian dan program nyata, bukan justru diwarnai arogansi dan ketegangan politik,” ujarnya.
Polemik ini dikhawatirkan akan mencoreng citra pemerintahan daerah di mata publik, jika tidak segera disikapi secara arif dan terbuka.
Reporter : Baharullazi