BATANGHARI | Go Indonesia.id – Matinya ratusan ikan di sepanjang aliran Sungai Deras, Desa Sungai Buluh, Kecamatan Muara Bulian, menimbulkan keresahan besar bagi warga. Fenomena ini Diduga kuat akibat limbah berbahaya yang dibuang oleh salah Satu Pabrik pengolahan sawit di wilayah tersebut.
Perusahaan yang berada di sekitar RT. 10 dan RT. 11 ini, meski memberikan lapangan kerja bagi warga sekitar, tampaknya menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Limbah yang dihasilkan Pabrik tersebut Diduga mencemari udara dan perairan, menyebabkan bau busuk yang tak tertahankan.
“Sesak napas setiap kali kami menghirup udara yang terkontaminasi limbah itu,” keluh seorang warga yang tinggal dekat dengan Pabrik. Mereka juga menyatakan tidak pernah dimintai izin terkait pembangunan Pabrik di area yang sangat dekat dengan pemukiman.
Sementara itu, warga di RT. 11 melaporkan kondisi yang lebih parah. Sungai yang selama ini menjadi sumber air utama untuk mandi, mencuci dan bahkan untuk keperluan minum, kini sudah tidak bisa digunakan lagi.
“Kami dulu menggunakan air Sungai untuk keperluan sehari-hari, tapi sekarang airnya berbau busuk, hitam pekat dan berminyak,” ujar Ritna, warga RT. 11, penuh keprihatinan.
Pihak warga menyebut bahwa ada petugas yang telah mengambil sampel air untuk diuji, namun hasilnya belum juga diumumkan. Ketika dikonfirmasi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) membantah telah mengirim petugas ke lokasi untuk pengambilan sampel.
Hal ini memunculkan Dugaan bahwa pengambilan sampel dilakukan oleh pihak perusahaan semata, tanpa transparansi terhadap hasil laboratorium.
“Kami tidak tahu dari mana limbah ini, apakah dari Pabrik sawit atau gudang yang berada di tepi Sungai, tapi kami hanya ingin solusi segera. Air bersih sangat kami butuhkan,” tegas salah seorang warga.
Warga berharap agar Pemerintah dan pihak terkait segera turun tangan. Hingga kini, belum ada bantuan air bersih yang masuk, sementara warga terus terpapar oleh limbah berbahaya yang mencemari Sungai dan udara.
Kegembiraan warga atas hadirnya perusahaan di Desa mereka, yang semula dianggap sebagai peluang besar, kini berubah menjadi bencana lingkungan yang mengancam kesehatan dan mata pencaharian mereka.
Aspirasi untuk mendapatkan pekerjaan melalui Perusahaan yang telah disambut baik oleh Kepala Desa, nyatanya tak terwujud seperti yang diharapkan. Banyak warga yang merasa telah dikecewakan karena tidak dipanggil kerja, meskipun sudah mengeluarkan biaya besar untuk melengkapi persyaratan administrasi.
“Saya sampai harus berhutang untuk mengurus SKCK dan surat bebas Narkoba, tapi panggilan kerja tak kunjung datang,” keluh salah Satu orang tua calon pekerja.
Ketika dimintai klarifikasi, Kepala Desa Sungai Buluh belum bisa ditemui hingga berita ini diturunkan.
Warga mendesak pemerintah untuk segera memberikan tindakan TEGAS terhadap perusahaan yang Diduga mencemari lingkungan. Selain itu, bantuan air bersih sangat diharapkan sebagai solusi sementara hingga permasalahan limbah ini terselesaikan.
Kepercayaan warga kepada Perusahaan yang semula diharapkan membawa dampak positif bagi perekonomian Desa, kini mulai runtuh. Mereka menuntut agar pihak Perusahaan bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terjadi.(*)
*Dewan Redaksi*