Alarm Indonesia Serukan Calon Kepala Daerah di Kepri untuk Memiliki Program Penanganan Sampah yang Komprehensif

Alarm Indonesia Serukan Calon Kepala Daerah di Kepri untuk Memiliki Program Penanganan Sampah yang Komprehensif

BATAM | Go Indonesia.id- Ketua Umum Alarm Indonesia,Antoni menegaskan bahwa setiap calon kepala daerah, baik di Batam maupun di Kepri—dari calon walikota dan bupati hingga gubernur—harus memiliki program penanganan sampah yang komprehensif dan terintegrasi.

“Penanganan sampah tidak seharusnya hanya fokus pada material bernilai ekonomis seperti plastik dan biosolar.(3/11/24)

Bacaan Lainnya

Advertisement

Sampah organik menyumbang hingga 80% dari total 1200 ton sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur.

Jika tidak ditangani segera, masalah ini dapat menjadi bencana lingkungan yang serius. Dalam dua tahun ke depan, kapasitas TPA Punggur diperkirakan akan mendekati ambang batas, yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemimpin Batam yang akan datang,” ungkap Antoni.

Lebih lanjut, Antoni mengkritik program bank sampah yang dijalankan oleh pemerintah dan swasta, menyatakan bahwa program tersebut belum memberikan solusi efektif bagi masalah persampahan di Batam.

“Penanganan sampah organik perlu dilakukan sesuai dengan regulasi tentang pemilahan sampah.

Tidak seharusnya hanya memprioritaskan material yang bernilai ekonomi. Solusi yang konkret untuk mengurangi volume sampah di TPA Punggur sangat mungkin dilakukan,” tambahnya.

Antoni juga menyoroti bahwa banyak organisasi yang berbicara tentang sampah cenderung berfokus pada isu-isu ekonomis. “Selama mereka juga menyediakan modul untuk penanganan sampah organik, seperti komposter atau biopori, itu tidak masalah. Namun, fokus yang berlebihan pada plastik, yang tidak terurai secara biologis, hanya mengarah pada kepentingan industri besar dan bukan murni untuk lingkungan,” kritiknya.

Di akhir pernyataannya, Antoni mengingatkan calon pemimpin untuk tidak menyalahkan masyarakat sebagai penyebab utama masalah sampah. “Misalnya, Yogyakarta dengan populasi 3,5 juta jiwa hanya menghasilkan 200 ton sampah per hari

. Sementara Batam, dengan populasi yang lebih kecil, memproduksi lima kali lipat sampah. Ini menunjukkan bahwa masalah ini lebih kompleks dan berkaitan dengan industri, bukan semata-mata perilaku masyarakat,” tutup Antoni

Reporter : AA


Advertisement

Pos terkait