SIKKA | Go Indonesia.id-Bencana alam adalah salah satu kejadian yang tidak dapat diprediksi atau diketahui sebelumnya. Peristiwa ini selalu penuh kejutan, membawa dampak besar yang sulit dihindari. Saat ini, bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur menjadi perhatian banyak pihak karena telah menyebabkan korban jiwa dan kerusakan material yang signifikan.
Tragedi ini memicu empati dari berbagai kalangan untuk memberikan bantuan, dukungan, dan doa kepada para korban. Salah satunya adalah SMPN 2 Bola yang berada di Desa Waihawa, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka. Pada hari Sabtu, 16 November 2024, sekolah ini mengulurkan bantuan kepada masyarakat terdampak erupsi.ahad (17/11/24)
Aksi Solidaritas dari SMPN 2 Bola
Bantuan diserahkan langsung oleh Kepala Sekolah SMPN 2 Bola, Kornelis Dehoutman, S.E., yang didampingi oleh beberapa guru perwakilan. Langkah ini menjadi wujud nyata solidaritas terhadap korban bencana alam.
Selain menyerahkan bantuan berupa kebutuhan pokok, kepala sekolah juga menyempatkan diri untuk menyapa para korban, memberikan motivasi, serta semangat agar mereka mampu menghadapi masa sulit ini.
Pesan Tulus untuk Korban
Salah satu guru dari SMPN 2 Bola, Wilfridus Moan Rana, menyampaikan harapan dan niat tulus pihak sekolah dalam membantu korban:
> “Kami berharap bantuan ini dapat meringankan penderitaan saudara-saudara kita. Meskipun nilainya tidak seberapa, namun yang terpenting adalah ketulusan dan niat kami untuk peduli serta membantu sesama yang sedang mengalami kesulitan.”
Kebersamaan untuk Bangkit
Kegiatan ini tidak hanya tentang memberikan bantuan, tetapi juga tentang menunjukkan bahwa para korban tidak sendirian. Kebersamaan, dukungan moral, dan doa menjadi kekuatan besar untuk membantu mereka bangkit dari musibah ini.
Langkah kecil yang dilakukan oleh SMPN 2 Bola ini menunjukkan bahwa solidaritas dan kepedulian adalah hal penting dalam menghadapi bencana. Semoga masyarakat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki segera mendapatkan kekuatan dan pemulihan untuk melanjutkan kehidupan.
Reporter : Hubertus