MERANGIN | Go Indonesia.id – Corporate Social Responsibility (CSR) kerap dianggap sebagai program yang identik dengan Dana besar untuk masyarakat.
Namun, di balik anggapan tersebut, masih banyak yang tidak memahami cara pengajuan dan pelaksanaan program ini secara benar. Apa sebenarnya CSR dan bagaimana pelaksanaannya bisa memberikan manfaat maksimal..??
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Secara harfiah, CSR dapat dipahami sebagai “Etika Balas Budi” Perusahaan terhadap lingkungan sosialnya.
Dalam konteks yang lebih luas, CSR dianggap sebagai bagian dari Politik etis Perusahaan untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.
Namun, pemahaman mengenai CSR sering kali berbeda antara Pemerintah, Perusahaan dan masyarakat.
Pemerintah berharap CSR dapat mempercepat pembangunan Daerah.
Perusahaan melihat CSR sebagai investasi jangka panjang untuk menjaga stabilitas operasional.
Masyarakat sering kali menganggap CSR sebagai bantuan tunai instan untuk kebutuhan sehari-hari.
Dalam wawancara eksklusif dengan awak media Goindonesia, Ketua Asosiasi Perusahaan Kelapa Sawit Se-Sumatra, Bapak Edi Graha, menyampaikan bahwa perusahaan kelapa sawit diwajibkan menyisihkan 1 sampai 2,5% dari total pendapatan netto tahunan untuk CSR.
“Tahun ini, program kami fokus pada pemberantasan stunting (Gizi Buruk). Selain itu, kami juga tetap menjalankan program pembangunan Masjid, TPA dan fasilitas lain yang mendukung masyarakat sekitar,” ujar Bapak Edi.
Program-program seperti ini dianggap sebagai contoh “CSR Putih,” yakni pelaksanaan CSR yang benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.
Namun, ia juga menyoroti adanya “CSR Hitam,” yakni penyalahgunaan Dana CSR yang bertentangan dengan semangat pemberdayaan masyarakat.
“Contohnya, penggunaan Dana CSR untuk tunjangan THR atau perayaan Tahun Baru. Hal ini tidak dibenarkan dan bertolak belakang dengan prinsip CSR,” tambahnya.
Sebagai pihak yang menerima dampak langsung dari CSR, masyarakat berharap Perusahaan dapat menjalankan CSR dengan benar.
Program-program seperti pemberdayaan ekonomi Desa, peningkatan akses kesehatan dan pembangunan fasilitas pendidikan menjadi harapan utama.
Dengan penerapan yang tepat, CSR dapat menjadi jembatan yang menguntungkan semua pihak : Masyarakat, Perusahaan dan Pemerintah.
Program CSR yang dijalankan sesuai etika tidak hanya menciptakan dampak positif, tetapi juga membantu menjaga hubungan yang harmonis antara Perusahaan dan masyarakat.
“CSR yang dilakukan dengan niat tulus akan membawa dampak berkelanjutan bagi semua pihak,” tutup Bapak Edi.(*)
*Redaksi*