Terbengkalai, 26 Unit Bantuan Rumah Tidak Layak Huni RTLH Tak Kunjung Dilanjutkan. Ini Masalahnya

Terbengkalai, 26 Unit Bantuan Rumah Tidak Layak Huni RTLH Tak Kunjung Dilanjutkan. Ini Masalahnya
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terbengkalai, sejak tahun 2020 hingga 2024. (foto.ist)

Editor : Zahra
MOROTAI | Go Indonesia.id – Puluhan Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terbengkalai, sejak tahun 2020 hingga 2024. Kamis, (22/02/24)

Terdapat 27 bantuan RTLH yang berlokasi di jalan Amerika Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.

Bacaan Lainnya

Advertisement

Berdasarkan hasil pantauan Harianteks.com, pada tanggal 11 Februari, dua minggu lalu terdapat beragam variasi masalah.

Bantuan yang diturunkan lewan tangan atau kebijakan mantan bupati Morotai (Benny Laos), sudah kurang lebih 3 tahun, namun belum selesai hingga kini.

Salah satu pemilik bantuan rumah tersebut, ibu “Novita Usia, 36 tahun sempat diinterviu awak media, yang berlokasi tepat di lokasi tersebut.

Terbengkalai, 26 Unit Bantuan Rumah Tidak Layak Huni RTLH Tak Kunjung Dilanjutkan. Ini Masalahnya

Menurut Novi, dia “saya” salah satu penerima yang selesai duluan, dari kami penerima 27 kepala rumah tangga.

Bantuan ini, kami diberi anggarap total 20 juta, jadi 18 juta bahan dan 2 juta upah tukang

Keseluruhan penerima bantu tersebut adalah wakrga Desa Darame, yang pada waktu itu pak mantan bupati Benny Laos berikan buat kami, bebernya.

Terkait masalah atau kendala tersendatnya proses pembangunan, Novi hanya bisa mengatakan, sepertinya mereka tidak serius

Karena ada yang sama sekali belum bangun, bahkan baru fondasi, itu sekitar 3 Unit, dan ada juga baru bangu tiang belum cekup 30%. Sambung Novi

Terbengkalai, 26 Unit Bantuan Rumah Tidak Layak Huni RTLH Tak Kunjung Dilanjutkan. Ini Masalahnya

Menurut Novi, soal bahan samua toko yang langsung tanggung, itu selain batu tela yang mereka langsung cetak ditempat ini. Tandasnya.

Disamping itu, Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Pulau Morotai, Ami Abu Kasim mengakui adanya stagnasi proses pembangunan, saat dikonfirmasi awak media, diruangannya pada kamis dini hari.

Menurutnya, hal itu terjadi karena tidak ada keseriusan pelaku penerima bantuan, padahal kami sudah berupaya dan melakukan banyak cara.

Bahkan kami, berencana memanggil 4 orang penerima, untuk diberikan hal-hal yang diperlu agar secepatnya selesai, biar menjadi tolak ukur atau memicu dorongan bagi yang lain.

Bantuan itu dikucur pada awal tahun 2021, bukan 2020. Dengan total anggar 20 juta per unit, sejak masa kepemimpinan pak mantan bupati

Dan kami akan berupaya memastikan prosesnya tetap berlanjut hingga selesai.

Reporter : Ode


Advertisement

Pos terkait