Maraknya PETI di Lembah Masurai, Wartawan Diintimidasi, Bos Tambang Minta Berita Dihentikan

IMG 20250615 WA0003

MERANGIN | Go Indonesia.id – Gencarnya pemberitaan mengenai aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Rantau Jering, tepatnya di wilayah Sugai Duo, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin, Jambi, ternyata membuat sejumlah pihak โ€˜kebakaran jenggotโ€™. Sejumlah oknum yang diduga bagian dari mafia tambang ilegal bahkan mulai melakukan intimidasi terhadap Wartawan.

Informasi dihimpun media ini, salah seorang Wartawan yang sebelumnya mempublikasikan aktivitas tambang Emas ilegal di wilayah hukum Polsek Lembah Masurai, mendapat tekanan dari beberapa nomor tak dikenal.

Bacaan Lainnya

Advertisement

โ€œSudah ada beberapa nomor baru yang menghubungi kami dan rekan-rekan media lain. Nada mereka seperti mengintimidasi agar berita tentang tambang ilegal di Sungai Duo dihentikan. Bahkan, ada masyarakat yang justru meminta agar pemberitaan dihentikan, bukannya bersatu melawan kerusakan lingkungan,โ€ ujar salah satu Wartawan investigasi yang minta identitasnya disamarkan.

Tak hanya intimidasi, pihak Wartawan juga mengaku dihubungi oleh utusan seorang bos tambang berinisial E. Bos tersebut meminta agar pemberitaan dihentikan. Ironisnya, pengakuan keterlibatan justru datang dari E sendiri yang disebut sebagai pengurus lapangan asal Jawa Barat dan kini berdomisili di Merangin.

โ€œDia mengaku memiliki tiga unit alat berat excavator merk Hitachi warna oranye yang beroperasi di lokasi PETI itu. Jadi fakta keterlibatan sangat jelas,โ€ ungkapnya.

Akibat aktivitas PETI yang masif, dampak lingkungan mulai terasa signifikan. Hutan di sekitar kawasan dilaporkan gundul, sementara air Sungai yang dulu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari kini berubah menjadi keruh pekat dan tidak layak pakai.

โ€œMasyarakat menjerit, tapi Pemerintah tutup mata. Jalan usaha tani yang dibangun dari Dana Negara hancur dilewati alat berat. Ke mana Aparat? Ke mana Pemerintah? Semua seperti membiarkan,โ€ tegas tokoh masyarakat yang juga putra asli Desa Rantau Jering.

Menurutnya, Desa-desa lain seperti Muara Lagayo dan Muara Pagi juga terdampak berat akibat limbah tambang yang mengalir ke Sungai Tembesi, menuju Batanghari di Kota Jambi.

Masyarakat kini menggantungkan harapan pada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar segera turun tangan menindak Tegas para pelaku tambang ilegal di wilayah Merangin.

โ€œKami memohon dengan sangat, Pak Kapolri tolong tangkap pelaku PETI di kampung kami. Kami tidak mau wilayah kami jadi korban kerakusan tambang ilegal. Jangan biarkan hukum hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas. Tidak boleh ada yang kebal hukum di Negeri ini!โ€ tegasnya.

Warga juga mendesak Pemerintah Daerah dan Aparat Penegak Hukum untuk tidak menutup mata atas kerusakan yang nyata terjadi. Jika tidak segera ditangani, bukan hanya kerusakan lingkungan yang makin parah, tapi potensi bencana besar seperti erosi, banjir, hingga longsor bisa mengancam keselamatan ribuan jiwa di sepanjang Sungai Tembesi.(*)

*Redaksi*


Advertisement

Pos terkait