Dugaan Pungli di SMAN 1 Mengwi: Ironi Pendidikan di Bali

1AA 114

MENGWI, Go.Indonesia.id– Sebuah ironi mencoreng dunia pendidikan di Bali, tepatnya di SMAN 1 Mengwi. Dugaan praktik pungutan liar (pungli) mencuat ke permukaan, menggerogoti kepercayaan masyarakat terhadap lembaga yang seharusnya menjadi benteng integritas.

Seorang siswa yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kepada media tentang adanya pungutan bulanan sebesar Rp125.000 yang dibebankan kepada setiap siswa dengan kedok sumbangan. Lebih miris lagi, sumber dengan inisial A yang diwawancarai media mengungkapkan konsekuensi mengerikan bagi siswa yang tidak mampu membayar “sumbangan” tersebut: dikucilkan di aula saat ujian.

Bacaan Lainnya

Advertisement

Wakasek SMAN 1 Mengwi mengakui adanya pungutan tersebut, namun berdalih bahwa hal itu telah disetujui melalui rapat komite. Pengakuan ini justru menambah luka dalam dunia pendidikan, seolah melegitimasi praktik yang jelas-jelas melanggar hukum.

Kasus ini menyoroti betapa rapuhnya fondasi moral di lembaga pendidikan. Sekolah, yang seharusnya menjadi tempat menanamkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab, justru tercemar oleh praktik korupsi yang berkedok budaya.

Klarifikasi yang terkesan terlambat semakin memperburuk citra sekolah, menunjukkan lemahnya akuntabilitas dan transparansi. Sudah saatnya penegakan etika dilakukan secara tegas, disertai pengawasan yang ketat, agar sekolah benar-benar menjadi tempat edukasi, bukan sarang korupsi yang merugikan siswa dan mencoreng dunia pendidikan.

Reporter (Donny/redaksi)


Advertisement

Pos terkait