SIDOARJO | Go Indonesia.id –Gelombang kemarahan pasca peristiwa meninggalnya seorang pengemudi ojek online di Jakarta beberapa hari lalu meluas hingga ke wilayah Jawa Timur. Kondisi sempat memanas di Surabaya dan Sidoarjo, bahkan Pos Polisi Waru mengalami perusakan oleh massa.
Menanggapi hal ini, Polresta Sidoarjo mengimbau masyarakat agar tidak mudah tersulut emosi maupun terpancing ajakan yang beredar di media sosial. Kasi Humas Polresta Sidoarjo, Iptu Tri Novi Handono, menekankan pentingnya peran warganet dalam menyaring setiap informasi yang diterima.
βKami minta masyarakat jangan gampang terprovokasi oleh kabar yang belum jelas kebenarannya, apalagi ajakan aksi lanjutan yang berpotensi mengganggu ketertiban umum,β tegas Iptu Tri Novi pada Minggu (31/8/25).
Ia menambahkan, kasus di Jakarta sudah ditangani aparat berwenang sesuai jalur hukum. Bentuk kepedulian maupun solidaritas sebaiknya tidak diwujudkan dengan aksi anarkis yang justru merugikan banyak pihak.
βPercayakan penyelesaiannya pada pihak yang berkompeten. Jangan sampai provokasi di media sosial memunculkan keresahan baru di masyarakat,β ungkapnya.
Tri Novi juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Menurutnya, penggunaan medsos secara positif justru akan membantu menjaga suasana tetap aman dan kondusif.
Diketahui, kerusuhan ini bermula dari insiden tragis pada Kamis (28/8) di Jakarta, ketika Affan Kurniawan (21), seorang driver ojol, meninggal dunia usai terlindas kendaraan taktis Brimob saat aksi unjuk rasa.
Rekaman video peristiwa tersebut kemudian viral, memicu gelombang solidaritas yang sayangnya berkembang menjadi aksi anarkis di sejumlah titik.
Reporter (Redho)