MANSEL |Β Go Indonesia.id _Tujuh bulan lamanya Agus Sugianto hanya bisa terbaring di atas kasur di rumahnya di Kampung Mbroyut, Distrik Mupi, Manokwari Selatan. Hidup pria 58 tahun itu berubah sejak ia terjatuh dari ketinggian empat meter saat bekerja di sebuah bangunan, Maret lalu. Luka di pinggul membuat langkahnya terhenti, sementara keterbatasan biaya menutup jalan untuk berobat ke rumah sakit.
Selama sebulan penuh, Agus hanya mengandalkan pijatan tradisional dan ramuan kampung. Bukannya membaik, kondisinya semakin parah hingga akhirnya ia tak lagi mampu berdiri, bahkan sekadar berjalan. Harapan nyaris pupus.
Namun sang istri enggan menyerah. Dengan sisa tenaga, ia membawa Agus ke Puskesmas terdekat. Dari sanalah pintu terang terbuka. Petugas kesehatan memberi rujukan sekaligus kabar bahwa RS Tk III J.A. Dimara di Manokwari kini telah mampu melaksanakan operasi besar ortopedi.
Harapan itu menjadi nyata pada Selasa, 30 September 2025. Agus menjalani operasi penggantian sendi pinggul (hip arthroplasty) yang dipimpin Kakesdam XVIII/Kasuari, Kolonel Ckm dr. Wijiono, Sp.OT.(K) Hip & Knee, didampingi Mayor Ckm dr. Sibin Chandra, Sp.B. Meski dengan keterbatasan dana, pihak rumah sakit berupaya keras agar tindakan medis tetap bisa terlaksana. Operasi berjalan lancar.
Air mata haru tak terbendung dari mata sang istri. βKami tidak tahu lagi harus bagaimana, tapi berkat pertolongan dokter dan pihak rumah sakit, suami saya bisa kembali punya harapan untuk sembuh. Terima kasih sebesar-besarnya,β ucapnya lirih.
Kisah Agus bukan hanya tentang seorang pasien yang berhasil melewati meja operasi. Ini juga potret nyata perjuangan masyarakat kecil yang bertahan dalam kesulitan, sekaligus cermin kepedulian tenaga medis di daerah. Dari Mbroyut hingga RS Dimara, perjalanan Agus Sugianto menjadi pengingat bahwa harapan bisa tumbuh kembali, bahkan ketika hampir padam.
Reporter : Iskandar
Sumber (Pendam XVIII/Ksr)