Korban Bisnis Ponzi PT. Sembilan Bintang Berjaya, Gelisah Setelah 3 Tahun Menanti Pertanggungjawaban

Reporter : Suhartoyo

MAGELANG | Go Indonesia.id – Setelah hampir tiga tahun, para korban dari PT. Sembilan Bintang Berjaya (PT. SBB) atau SEMBAKO TOKEN masih menanti kepastian pertanggungjawaban dari manajemen.

Bacaan Lainnya

Advertisement

Perusahaan yang berdiri sejak 22 Februari 2022 ini mengklaim menawarkan berbagai paket investasi yang menggiurkan, termasuk subsidi sembako dan aset kripto, serta program kepemilikan kendaraan dan umroh murah.

Namun, skema bisnis yang awalnya terlihat menguntungkan ini, ternyata merupakan bisnis Ponzi. PT. SBB menjanjikan keuntungan yang tinggi dengan iming-iming subsidi sembako, profit Bulanan dari keagenan dan nilai kripto yang meningkat. Mereka juga menawarkan paket-program khusus seperti kepemilikan mobil dan umroh dengan potongan harga yang signifikan.

Para investor awalnya percaya dan berinvestasi dengan menyetor dana sesuai paket yang ditawarkan. Mulai dari Rp 1.500.000,- untuk Paket Bronze hingga Rp 125.000.000,- untuk Grosir Sembako. Selain itu, mereka juga menawarkan program barter aset seperti properti dan kendaraan dengan aset kripto.

Namun, masalah mulai muncul setelah kematian pemilik sekaligus Direktur utama, yang terjadi pada 11 Agustus 2023. Istri almarhum, yang juga merupakan Komisaris Utama, diduga telah membawa kabur seluruh aset dan Dana Perusahaan bersama adiknya yang menjabat sebagai Direktur Operasional. Kantor pusat dan operasional Perusahaan kini sudah tutup dan keberadaan para pelaku tidak diketahui.

Meskipun muncul pengumuman bahwa Direktur baru akan mengatasi kerugian, skema recovery yang ditawarkan tidak membuahkan hasil. Bahkan, Direktur baru tersebut kemudian mengundurkan diri tanpa memberikan alasan yang jelas.

Para korban, tergabung dalam Dewan Perwakilan ComDev (DKC), mengklaim bahwa PT. SBB berhasil mengumpulkan sekitar Rp 88.000.000.000,- dari masyarakat dan berbagai aset berupa bangunan dan kendaraan. Saat ini, mereka merasa semakin resah karena pihak manajemen yang Diduga terlibat dalam skandal ini tidak dapat ditemukan.

Aparat penegak hukum juga menghadapi tantangan dalam menangani kasus ini. Laporan yang diajukan oleh DKC ke Bareskrim Polri masih dianggap belum lengkap dan memerlukan tambahan bukti.

Beberapa kelompok kini muncul menawarkan solusi dengan mempromosikan token baru dan iming-iming token gratis, diduga sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dan mengaburkan kasus utama.

Para korban yang masih menunggu kepastian sangat berharap agar Aparat dapat segera menemukan dan menuntut para pelaku, serta mengembalikan hak mereka.

Sementara itu, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati terhadap penawaran investasi yang menjanjikan keuntungan yang tidak realistis dan selalu melakukan verifikasi sebelum berinvestasi.(*)

Dewan Redaksi


Advertisement

Pos terkait