NATUNA | Go Indonesia.id— Nama Marzuki, S.H. belakangan ini menjadi sorotan. Politikus Partai Gerindra asal Sedanau, Natuna, ini dikenal sebagai sosok bersahaja dan vokal menyuarakan kepentingan masyarakat.
Namun, di tengah kiprahnya sebagai anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau, ia kini tengah menghadapi polemik panas yang melibatkan suami Bupati Natuna.
Dari Sedanau ke Parlemen Kepri
Marzuki lahir di Sedanau pada 27 Mei 1975. Karier politiknya dimulai dari bawah, ketika ia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Natuna selama dua periode sejak 2014.
Saat menjabat Ketua Komisi II DPRD Natuna, namanya mulai mencuat berkat keberaniannya menyuarakan isu-isu publik.
Pada Pemilu 2024, Marzuki mencatatkan prestasi dengan meraih lebih dari 6.500 suara dan resmi dilantik sebagai anggota DPRD Provinsi Kepri pada 9 September 2024.
Di awal masa jabatannya, ia langsung dipercaya sebagai Ketua Fraksi Gerindra dan duduk di Komisi II yang membidangi ekonomi dan keuangan.
Keberaniannya dalam bersuara justru menyeretnya ke dalam pusaran konflik. Marzuki secara terbuka mengkritik pembentukan Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TPPD) Kabupaten Natuna, yang menurutnya tidak transparan dan mengabaikan peran Wakil Bupati dari Gerindra.
Pernyataan ini rupanya memicu respons dari Raja Mustakim, suami Bupati Natuna Cen Sui Lan. Dalam sebuah grup WhatsApp, Mustakim melontarkan kalimat yang menyindir Marzuki dengan nada merendahkan: “Tak tahu diri, tak tahu ukuran baju sendiri.”
Ucapan tersebut dianggap Marzuki sebagai bentuk pencemaran nama baik dan pelecehan terhadap integritas dirinya serta Partai Gerindra. Kini, ia membela harga dirinya dan partainya dengan melaporkan Raja Mustakim ke Polres Natuna atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Polemik ini langsung menjadi bahan perbincangan publik dan elite politik. Ada yang melihat langkah Marzuki sebagai keberanian membela kehormatan partai, namun ada juga yang khawatir konflik ini dapat memicu instabilitas politik lokal.
Meski di tengah badai, Marzuki tetap menjalankan tugasnya. Baru-baru ini, ia menggelar reses di Kecamatan Serasan Timur untuk menyerap aspirasi masyarakat terkait persoalan listrik, pendidikan, dan sektor perikanan.
Apakah badai ini akan melemahkan langkah politik Marzuki, atau justru memperkuat citranya sebagai wakil rakyat yang teguh dan tak gentar menghadapi tekanan? Hanya waktu yang akan menjawab.
Penulis: Baharullazi
Ketua DPD IWO Indonesia Kab Natuna