Pembangunan Gedung MDA Yayasan Pisabililah Mangkrak, Warga Minta Kejelasan

IMG 20250310 WA0046

NATUNA | Go Indonesia.id_Pembangunan gedung Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Yayasan Pisabililah di Desa Gunung Putri, Kecamatan Batubi, hingga kini masih terbengkalai, memicu keprihatinan warga.

Bangunan yang seharusnya menjadi pusat pendidikan agama bagi anak-anak desa itu tak kunjung rampung(11/3/25)

Bacaan Lainnya

Advertisement

Meski yayasan ini telah berdiri sejak awal 2000-an dan memiliki sejumlah aset, termasuk tanah, bangunan pengajian, dan surau.

Masyarakat pun mulai mempertanyakan kelanjutan proyek ini dan meminta kejelasan kepada pihak terkait,

Pada 17 Februari 2025, tim media menemui Ketua Pembina Yayasan Pisabililah, Rojali, untuk menggali informasi lebih lanjut.

Ia menjelaskan bahwa pembangunan gedung MDA bukanlah proyek resmi melainkan hasil swadaya masyarakat.

“Gedung ini dibangun dari sisa dana binaan serta sumbangan beberapa teman-teman PNS. Namun, karena keterbatasan dana dan kendala teknis, pembangunannya terhenti,” ungkapnya.

Kendala bertambah ketika yayasan mengalami kerugian akibat dugaan penipuan oleh seorang tukang, yang menyebabkan kerugian lebih dari Rp 20 juta.

Situasi semakin sulit setelah beberapa pengurus yayasan meninggal dunia, menyebabkan aktivitas yayasan nyaris terhenti.

Meski pembangunan mandek, pada 2023 Yayasan Pisabillah menerima dana hibah sebesar Rp 45 juta dari pemerintah provinsi.

Dana tersebut digunakan untuk pemasangan keramik dan atap musala, tetapi hingga kini kubahnya masih belum terpasang.

Beberapa warga mempertanyakan transparansi penggunaan dana tersebut. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mendesak Bakesbangpol untuk memberi kejelasan.

“Kami ingin tahu apakah dana ini bisa digunakan di luar RAB (Rencana Anggaran Biaya) atau tidak.

Jangan sampai ada penyimpangan, karena ini menyangkut fasilitas keagamaan masyarakat,” ujarnya.

Warga juga menyoroti peran yayasan yang kian meredup dan berharap bisa kembali aktif membina pendidikan agama di desa.

“Dulu, yayasan ini menjadi tempat belajar agama bagi anak-anak dan masyarakat.

Jika ada kendala, sebaiknya diadakan musyawarah untuk mencari solusi,” kata seorang warga lainnya.

Menanggapi situasi ini, Rojali berharap ada pihak yang bersedia membantu menyelesaikan pembangunan gedung MDA.

“Kami sangat terbuka jika ada pemerintah, donatur, atau siapa pun yang peduli terhadap pendidikan agama di daerah ini untuk membantu penyelesaian gedung ini,” katanya.

Namun, dengan minimnya pengurus yang tersisa, masa depan Yayasan Pisabililah masih menjadi tanda tanya.

Warga menunggu langkah konkret dari pihak terkait agar pembangunan MDA bisa kembali berjalan demi kepentingan umat.

Reporter : Baharullazi


Advertisement

Pos terkait