TANGGAMUS | GO Indonesia.id β Talangpadang Suasana penuh khidmat menyelimuti Lapangan Tangsi, Kecamatan Talangpadang, saat ribuan jamaah berkumpul untuk menunaikan Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah. Momen suci ini menjadi ajang mempererat ukhuwah Islamiyah, menguatkan persaudaraan, dan meneguhkan nilai-nilai keimanan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan Senin ( 31/02/24 )
Shalat Idul Fitri kali ini dipimpin oleh Imam Ustaz Junaidi dan Khatib Halilur Rahman dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kota Agung. Dalam khutbahnya, Halilur Rahman mengingatkan bahwa Idul Fitri bukan sekadar perayaan kemenangan menuntaskan puasa, tetapi juga momentum transformasi diri menuju pribadi yang lebih baik, lebih taat kepada Allah, dan lebih peduli terhadap sesama.
Camat Talangpadang dalam sambutannya yang mewakili Bupati Tanggamus menyampaikan rasa syukur atas nikmat Idul Fitri yang diberikan Allah SWT. Ia menekankan pentingnya budaya kerja “jalan lurus” sebagai cerminan niat untuk meluruskan tujuan hidup dalam pengabdian dan aktivitas keseharian.
βSaya berharap agar budaya ini dapat diterapkan oleh kita semua, mulai dari pribadi, keluarga, hingga lingkungan sekitar. Semoga kita semua senantiasa diberikan kesempatan bertemu kembali dengan Ramadan yang akan datang,β tuturnya.
Dalam khutbahnya, Halilur Rahman mengajak jamaah untuk memahami bahwa Idul Fitri adalah panggilan untuk kembali kepada kesucian, memperkuat silaturahmi, dan menanamkan kasih sayang kepada sesama. Ia menekankan bahwa kebahagiaan Idul Fitri seharusnya tidak hanya berhenti di hari ini, tetapi harus terus menyala dalam setiap langkah kehidupan.
βAllahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar! Idul Fitri adalah tentang hati yang kembali suci, roh yang damai, dan kasih sayang Allah yang abadi. Mari kita manfaatkan momentum ini untuk memperkuat dimensi vertikal dengan Allah melalui ibadah, serta dimensi horizontal dengan sesama melalui kepedulian sosial dan kebaikan,β ujar Halilur Rahman.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menjaga etika di dunia digital. Dalam era informasi yang serba cepat, konten dakwah dan pesan-pesan keislaman harus disampaikan dengan santun, menyejukkan, dan penuh hikmah. Jejak digital, menurutnya, tidak akan terhapus dan akan menjadi saksi atas amal perbuatan kita di dunia.
βSeorang Muslim sejati harus menunjukkan akhlak mulia, baik di dunia nyata maupun di dunia digital. Gunakan bahasa yang santun, hormati perbedaan pendapat, dan jangan mudah terpancing emosi,β pesannya.
βBerlomba-lombalah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seperti langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.β
Dengan penuh harap, seluruh jamaah memanjatkan doa agar Allah SWT menerima segala amal ibadah yang telah dilakukan selama Ramadan, mengampuni dosa-dosa, dan memberikan kesempatan untuk bertemu dengan Ramadan berikutnya. βAmin, ya Rabbal βAlamin.β
Reporter ( Rinto )