MUARO JAMBI | Go Indonesia.id – Baru saja dilantik, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jambi, Muzakir, langsung turun tangan untuk memeriksa progres pembangunan Stadion Muaro Pijoan.
Stadion yang digadang-gadang menjadi kebanggaan Provinsi Jambi ini dibangun dengan sistem multiyears dan kini diklaim telah mencapai 72,65 persen.
Namun, dibalik laporan positif dari Muzakir, tersimpan masalah serius. Wartawan yang mencoba meliput pembangunan ini justru mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
Para pekerja dilokasi dengan tegas melarang media untuk melakukan peliputan, mengharuskan mereka untuk memperoleh izin terlebih dahulu dari Kepala Dinas PUPR.
“Katanya harus minta izin kepada Kepala Dinas PUPR dulu, jangan ambil foto dan video,” kata salah seorang pekerja yang menolak menyebutkan namanya, pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Lebih jauh lagi, pekerja tersebut mengungkapkan bahwa tanpa surat izin dari PUPR Provinsi Jambi, mereka tidak berani memberikan keterangan apa pun. “Kami hanya menjalankan perintah dari pimpinan. Kalau kami memberikan informasi tanpa izin, kami yang akan disalahkan,” tambah pekerja.
Tindakan ini jelas bertentangan dengan kebebasan Pers yang diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Pasal 18 Ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa setiap orang yang dengan sengaja menghambat atau menghalangi tugas Jurnalistik dapat di Pidana dengan Hukuman penjara hingga Dua tahun atau denda maksimal Rp 500.000.000,-
Menanggapi insiden ini, Koordinator DPP Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia (LAMI), Suganda Nahampun, menegaskan bahwa setiap warga ,Negara, terutama Wartawan, memiliki hak untuk mengawasi pembangunan yang dilakukan pemerintah.
Siapa saja boleh mengawasi pembangunan pemerintah, apalagi Wartawan yang sudah di lindungi UU Pers No. 40 Tahun 1999,” katanya.
Dugaan penghalangan tugas, Jurnalistik ini mencoreng optimisme yang sebelumnya disampaikan Kadis PUPR. Disaat Pemerintah terus mengklaim progres positif, tindakan di lapangan justru menunjukkan sebaliknya.
Peran media sebagai pengawas Publik tampaknya masih menjadi momok bagi sebagian pihak, termasuk dalam Proyek sebesar pembangunan Stadion Muaro Pijoan.
Apakah sikap ini mencerminkan ketakutan akan terbongkarnya masalah lain di balik pembangunan Stadion..?? Hanya waktu yang akan menjawanya.(Tim)
*Dewan Redaksi*