TANJAB BARAT | Go Indonesia.id – Kebijakan pemerintah mengenai penghapusan tenaga honorer yang efektif per Januari 2025 berdampak besar pada ratusan tenaga honorer, termasuk yang bertugas di DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat), Jambi.
Merasa kehilangan arah, para Pegawai honorer di wilayah tersebut mengadakan doa bersama pada Kamis (23/1/2025) untuk memohon pertolongan Allah SWT.
Taufik, salah Satu pegawai honorer DPRD Tanjab Barat, mengungkapkan rasa sedihnya atas kebijakan ini. Ia menjelaskan bahwa tanpa penghasilan tetap, para pegawai honorer akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, terutama menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
“Kami hanya bisa memohon kepada Allah SWT agar diberikan jalan keluar. Mulai Januari 2025, kami sudah tidak menerima gaji. Kami bingung harus mengadu ke mana lagi,” ucap Taufik dengan nada haru.
Doa bersama ini dilakukan secara khusyuk sebagai ungkapan harapan agar pemerintah dapat segera memberikan solusi yang adil bagi mereka.
Sekretaris DPRD Tanjab Barat, Hidayat, mengapresiasi langkah religius yang diambil oleh para pegawai honorer.
“Saya sangat menghargai keputusan mereka untuk memilih jalur damai dengan berdoa, bukan melakukan aksi yang dapat merugikan. Saya percaya, doa mereka pasti akan dikabulkan,” ujar Hidayat.
Hidayat menambahkan bahwa pemerintah Daerah, termasuk Bupati Tanjab Barat, telah memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan ini.
Pemerintah daerah bersama Komisi I DPRD, Sekda dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait telah menjadwalkan pertemuan dengan pihak Kementerian Dalam Negeri untuk membahas solusi.
“Kami optimis langkah ini akan membuahkan hasil yang baik. Para honorer ini sudah terdata di Database BKN, dan kami akan memperjuangkan hak-hak mereka,” tegasnya.
Pemerintah Daerah berharap ada keputusan konkret yang dapat meringankan beban para pegawai honorer, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Dengan doa bersama ini, para honorer berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah agar permasalahan ini segera terselesaikan dan kehidupan mereka dapat kembali normal. (*)
*Redaksi*