Sebagai Role Model, Kehadiran Penyuluh KB Harus Menjadi Magnet Bagi Keluarga Lain

Sebagai Role Model, Kehadiran Penyuluh KB Harus Menjadi Magnet Bagi Keluarga Lain

MAUMERE,SIKKA | Indonesia.id-Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana ( KB ) Kecamatan Nita Kabupaten Sikka Flores NTT Fadlilatul Umami, S.Psi. mengatakan untuk mencapai keberhasilan dalam menjalankan tugas sebagai Penyuluh KB dituntut menjadi role model ( panutan)sehingga kehadirannya menjadi magnet bagi keluarga lain.

“Keluarga penyuluh harus menjadi role model atau tokoh panutan dan kehadirannya menjadi magnet bagi keluarga lain. Sehingga apa yang disampaikan perihal program keluarga berencana kepada masyarakat dapat diterima dengan baik,” ujar Fadila akrab disapa Kamis (5 September 2024).

Bacaan Lainnya

Advertisement

Ditemui goindonesia.id di Balai penyuluhan KB Kecamatan Nita Fadila mengatakan ketika penyuluhan tentang program keluarga berencana, bagaimana kiat- kiat menjadi keluarga sejahtera, penyuluh KB harus lebih dahulu memberi contoh lewat kehidupan keluarganya sehingga masyarakat bisa menerima apa yang dikatakan.

Fadila juga mengisahkan suka duka selama 8 tahun bertugas di Kecamatan Nita, menyukseskan program Keluarga Berencana untuk masyarakat desa wilayah binaan dengan mengakrabi topografi yang cukup ekstrim

Ke 15 desa wilayah binaan lanjut Fadli adalah Nita, Takaplager, Tebuk, Ladogahar, Nitakloang, Wuliwutik, Lusitada, Bloro, Riit, Tilang, Nirangkliung, Nangablo, Kara Kabu, Mahebora dan Tada Lado.

” Dari 15 wilayah desa binaan medan yang paling parah dan menantang adalah desa Kara Kabu,” ungkapnya

Bagi penyuluh wanita ini melewati hutan, jalan yang berlubang, licin, terjal, tanjakan dan tempat yang angker sebagai menu perjalanan sehari- hari butuh nyali dan keberanian karena kehadirannya di desa membuat dirinya berarti bagi orang lain.

” Walau topografi yang menantang saya tetap menikmati dan harus menghadiri pertemuan di desa dan bertemu dengan kader untuk mengedukasi ibu- ibu akan pentingnya program KB demi kesejahteraan keluarga,” ungkap ibu asal Sidoarjo Jawa Timur ini.

Sebagai penyuluh KB tuturnya, kadang kedatangan penyuluh tidak diterima oleh suami karena pikiran mereka tertuju pada ikut program KB.

“Perlu diingat program BKKBN tidak hanya ikut program KB tetapi edukasi pembangunan keluarga dimana terkait jumlah anak, pendidikan anak, pintu masuknya lewat keluarga berencana,” tandasnya.

Lebih menarik lagi kata Fadila tentang Remaja.Agar tidak terpapar terus diberi edukasi reproduksi sehat. Juga ada posyandu remaja dan kita dorong agar setiap desa harus punya genre dan Pusat Informasi Konseling Remaja ( PIKR).

Dalam menjalankan tugas diakuinya pula tidak cukup dikendalikan oleh 2 PLKB/PKB untuk 6216 kepala keluarga. Oleh karena kekurangan tenaga penyuluh ini pihaknya dibantu 12 pembantu penyuluh KB desa/PPKBD dan 36 Sub Pembantu Penyuluh KB Desa / Sub PPKBD yang berada di setiap dusun.

Dalam keseharian lanjutnya para PPKBD/ Sub PPKBD melakukan kegiatan rutinitas dalam kegiatan kelompok masyarakat yang dibagi dalam beberapa bentuk kegiatan sesuai jenis kegiatan masing- masing.

“Ada dalam bentuk kegiatan kelompok Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia. Selanjutnya para kader melaporkan kepada petugas keluarga berencana kecamatan,” terangnya.

Terkait Bangga Kencana tambah Sarjana Psikologi Jebolan Universitas Muhammadiyah Jember Jawa Timur merupakan singkatan dari Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana.

“Program ini digunakan untuk memperkuat sistem informasi keluarga yang terintegritas. Program Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas,” katanya.

Ia pun mengharapkan program Bangga Kencana sangat tepat sasaran harus tetap ada dan dijalankan terus karena muara dari program ini adalah keluarga berkualitas.

Reporter : Yuven


Advertisement

Pos terkait