SEDANAU,NATUNA | Go Indonesia.id— Warga Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, mempertanyakan kepastian kapan Pelabuhan Roro di wilayah mereka mulai beroperasi.
Pelabuhan yang dibangun dengan anggaran lebih dari Rp38 miliar tersebut sebenarnya telah rampung. Bahkan, uji coba sandar oleh KMP Bahtera Nusantara 01 (kapal roro) sudah dilakukan pada 8 November 2024 lalu. Namun hingga kini, belum ada kabar lebih lanjut terkait pengoperasiannya.
Tidak hanya pelabuhan roro, pelabuhan apung yang dibangun dengan anggaran lebih dari Rp2 miliar juga mengalami nasib serupa. Meski pengerjaan fisiknya telah selesai, fasilitas tersebut hingga saat ini belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kondisi ini menimbulkan kekecewaan di kalangan warga, yang berharap kedua pelabuhan itu segera difungsikan untuk mendukung aktivitas transportasi laut dan meningkatkan perekonomian daerah.
“Kami berharap pemerintah segera memberi kejelasan. Sayang kalau bangunan sebesar itu tidak digunakan,” ungkap salah seorang warga Sedanau.
Yerro Haryonti, selaku Kasi Prasarana BPTD Kepri, saat diwawancarai di kantor BPTD Kepri yang berlokasi di Komplek Pesona Asri Blok A20 Nomor 1–2, Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau, pada 28 April 2025, mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong agar proses pengoperasian segera rampung.
“Saat ini kami masih dalam proses pemindahan aset dari Provinsi Riau ke Provinsi Kepulauan Riau. Proses ini tidak mudah dan agak rumit. Namun, kami sudah mempersiapkan langkah-langkah lain sambil menunggu pemindahan aset selesai,” jelas Yorro Haryonti.
Ia juga mengapresiasi antusiasme masyarakat Natuna, khususnya warga Sedanau, yang berharap kapal roro segera beroperasi.
“Saya berharap masyarakat dapat bersabar. Kita semua menginginkan yang terbaik untuk masyarakat Sedanau,” tambahnya.
Yerro Haryonti menambahkan bahwa proses ini sedikit tersendat akibat adanya penyesuaian anggaran, sehingga timnya tidak bisa bekerja secara maksimal.
Masyarakat Sedanau berharap kapal roro dapat segera beroperasi agar aset yang dibangun dengan menggunakan uang negara tidak terbengkalai dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Reporter : Baharullazi