Warga Tanjung Tayas Kecewa, Proyek Pengaspalan Rp 4 Miliar Diduga Asal Jadi

IMG 20250523 WA0074

TANJAB BARAT | Go Indonesia.id – Proyek pengaspalan jalan Desa di Tanjung Tayas, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, menuai sorotan tajam dari warga.

Pasalnya, pekerjaan pengaspalan sepanjang 1,2 kilometer dengan lebar 4 meter yang menghubungkan Desa ke jalan Trans Sbandep diduga tidak sesuai dengan nilai anggaran yang mencapai lebih dari Rp 4 miliar.

Bacaan Lainnya

Advertisement

Pantauan langsung di lapangan pada Jumat, 23 Mei 2025, menunjukkan hasil pekerjaan yang jauh dari kata layak.

Aspal terlihat tipis, hanya sekitar 2 sentimeter, penuh lekuk dan gelombang, bahkan oleh warga dijuluki β€œAspal Goreng” karena teksturnya yang tidak rata dan mudah terkelupas.

Material yang digunakan pun tampak asal-asalan, di mana Batu mendominasi, Pasir minim, dan Aspal nyaris tidak terlihat.

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kekecewaannya. β€œAnggaran besar, tapi hasilnya sangat mengecewakan.

Jalan ini seperti tidak dikerjakan secara profesional,” ujarnya kepada media ini.

Sebagai perbandingan, proyek pengaspalan normal dengan ketebalan 4 cm dan lebar 4 meter untuk panjang 1 km biasanya memakan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar, termasuk pengerasan pondasi. Namun proyek di Tanjung Tayas ini, dengan anggaran lebih dari Rp 4 miliar untuk 1,2 km, justru dikerjakan asal-asalan.

Yang lebih disesalkan, saat media ini turun ke lokasi, tidak tampak satu pun pengawas ataupun pekerja di lapangan.

Masyarakat bersama media mendesak Inspektorat serta Dinas terkait untuk segera melakukan pengecekan terhadap proyek ini sebelum diserahterimakan.

Tujuannya agar pekerjaan yang tidak sesuai standar tersebut dapat diperbaiki dan tidak menjadi beban bagi rakyat ke depannya.

β€œAnggaran ini bersumber dari uang Negara, dari rakyat. Bukan uang yang turun dari langit. Maka seharusnya dikerjakan dengan penuh tanggung jawab,” tegas warga.

Masyarakat juga menuntut agar dalam proses tender ke depan, Pemerintah memilih kontraktor yang benar-benar profesional, bukan CV atau PT yang baru belajar.

Harapannya, hasil pekerjaan bisa sesuai standar dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat.(*)

*Redaksi*


Advertisement

Pos terkait