SAROLANGUN | Go Indonesia.id _ Kebakaran dahsyat kembali mengungkap borok penambangan minyak ilegal di Jambi. Kobaran api disertai ledakan kecil menghanguskan lokasi pengeboran liar di Desa Jati Baru, Kecamatan Mandiangin Timur, Kabupaten Sarolangun, pada Kamis malam, 12 Juni 2025, sekitar pukul 20.00 WIB.
Lokasi yang terbakar dikenal masyarakat sebagai “Area 10”, kawasan yang selama ini dianggap sebagai sarang mafia minyak ilegal. Api membubung tinggi ke udara dan mencemari lingkungan sekitar. Namun, sampai detik ini belum ada satu pun pihak berwenang yang turun tangan secara nyata.
Sumur ilegal yang terbakar disebut milik tiga tokoh lokal yang dikenal licin dan kebal hukum, yakni :
Subandrio
Da’eng alias Candra
Gusti
Ketiganya dijuluki warga sebagai “Tiga Serangkai Kepala Belut”, pemain lama dalam praktik pengeboran ilegal yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Area 10 bahkan disebut sebagai “Area 51-nya Sarolangun” karena keamanannya yang luar biasa ketat dan sulit dijangkau pihak luar, termasuk Aparat Penegak Hukum (APH).
Warga menyebut lokasi tersebut berada di bawah bekingan kuat, yang membuat seluruh aktivitas ilegal bisa berjalan terang-terangan tanpa hambatan. Pembiaran ini menjadi tamparan keras bagi Aparat dan Pemerintah yang selama ini terkesan tutup mata dan cuci tangan.
Meski tak ada korban jiwa dilaporkan, kebakaran ini adalah bukti nyata lemahnya penegakan hukum dan pengawasan Pemerintah terhadap tambang ilegal yang merajalela di Jambi, khususnya di Sarolangun.
Bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi nyawa dan keselamatan warga pun dipertaruhkan demi keuntungan segelintir mafia minyak yang dilindungi kekuasaan.
Kemarahan publik meledak di media sosial. Video dan foto kebakaran viral dan dibanjiri komentar pedas warganet:
“Semakin kalian tutupi, Allah akan terus membukanya…” – @husni.raja86
“Inilah akibatnya menimbun sesuatu yang bukan hak kita. Allah murka!” – @mak.amy.1253
“Viral dikit, bos besar langsung terbuang. Tulah itu nyata.” – @arianzha_98
“Tangkap dan penjarakan! Polda Jambi jangan tutup mata!” – @dewianjani5330
Komentar tersebut mencerminkan kejenuhan masyarakat terhadap pembiaran Aparat yang tak kunjung berani menyentuh para cukong dan bekingnya.
Insiden ini bukan yang pertama. Namun jika Aparat dan Pemerintah tetap diam, bukan tidak mungkin ledakan berikutnya akan menelan korban jiwa. Masyarakat mendesak :
Penutupan permanen Area 10 dan seluruh sumur ilegal di sekitarnya
Penangkapan dan penahanan para pelaku utama
Audit menyeluruh terhadap oknum aparat atau pejabat yang terindikasi terlibat
Jika tidak, kebakaran ini hanya akan jadi satu dari banyak bukti bahwa hukum benar-benar mati di tanah sendiri.(Tim)
*Redaksi*