Banyuwangi Bangun Tiga Fasilitas Pengolahan Sampah Berkapasitas 260 Ton

a2 12

BANYUWANGI | Go Indonesia.id_ Akan segera memiliki tiga fasilitas pengolahan sampah baru dengan kapasitas total 260 ton per hari. Proyek ambisius ini merupakan bagian dari program Banyuwangi Hijau dan mendapatkan dukungan pendanaan dari Uni Emirat Arab dan Austria.

Perjanjian pendanaan telah ditandatangani pada World Governments Summit 2025 di Dubai bulan Februari lalu, disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Pembangunan fasilitas akan dilakukan langsung oleh perwakilan kedua negara mitra tersebut pada akhir Mei 2025.

Bacaan Lainnya

Advertisement

Sebelum memulai proyek ini, tim dari Clean Rivers, organisasi yang terlibat dalam program ini, telah melakukan survei lapangan di Banyuwangi untuk mempelajari program pengelolaan sampah yang sudah berjalan. Program Banyuwangi Hijau akan melanjutkan dan memperluas beberapa inisiatif yang sudah ada.

Fasilitas yang akan dibangun meliputi satu Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Reduce, Reuse, Recycle (3R) di Kecamatan Purwoharjo dan dua terminal sampah Stasiun Peralihan Antara (SPA) di lokasi lain. TPS 3R di Purwoharjo akan memiliki kapasitas sekitar 160 ton per hari dan menjangkau 37 desa di delapan kecamatan. Kedua SPA akan memiliki kapasitas 50 ton masing-masing dan akan melayani wilayah yang belum tercakup oleh program sebelumnya.

Program Banyuwangi Hijau telah berjalan selama enam tahun terakhir, dimulai dengan Project Stop pada tahun 2018 yang telah berhasil membangun dua TPS 3R di Muncar dan satu lagi di Desa Balak, Kecamatan Songgon. Proyek ini merupakan kelanjutan dari fase 1 dan akan mencakup fase 2 (didukung Borealis Austria) dan fase 3 (didukung Clean Rivers UEA). Peluncuran resmi fase 2 dan 3 dijadwalkan pada 22 Mei mendatang.

SPA akan berfungsi sebagai titik pengumpulan sampah sementara sebelum diolah di fasilitas akhir. Dengan tambahan fasilitas baru ini, Banyuwangi menargetkan pengelolaan 260 ton sampah per hari, menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan lingkungan.

Reporter (Indah razak)


Advertisement

Pos terkait