BATAM | Go Indonesia.id – Kapal Garuda 08 dan 17 dikabarkan tak hanya bersandar di dermaga sekitar kawasan gudang penimbunan rumput laut. Terbaru, kapal tersebut juga bersandar di pelabuhan tikus Tanjung Gundap, Tembesi, Batam setiba kepulangan kapal menuju Riau.
Dugaan pelayaran ilegal yang di motori oleh sindikat mafia cukai dan kepabeanan ini tampak begitu terstruktur dan masif.
Menariknya, pihak terkait sendiri masih bungkam soal kepastian hukum mengenai aktivitas ilegal yang berlangsung sejak 2023, tahun lalu hingga sampai sekarang ini.
Humas KSOP Khusus Batam, Aina Solmidas saat dikonfirmasi mengatakan selama tahun 2024 ini jenis kapal Garuda 08 dan 17 tak terdaftar di sistem inaportnet KSOP Khusus Batam.
Pihaknya, dilansir Ozone.co.id sebelumnya tidak mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) untuk jenis kapal garuda 08 dan 17 yang dinanti-nantikan
“Jadi kita tidak ada mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) dan olah gerak terkait kapal tersebut,” ujarnya melalui pesan singkat via WhatsApp Apk, Selasa (04/6/2024) pekan lalu.
Menurut Aina, terkait barang bawaan kapal dan pelabuhan bukan menjadi tanggung jawab pihak KSOP Khusus Batam. Dia dalam konfirmasi kala itu mengarahkan untuk menghubungi pihak Bea Cukai Batam dan Badan Pengusahaan (BP) Batam.
“Terkait dengan Pelabuhan, sesuai PP 41 tahun 2021, sudah dialihkan ke BP-Batam,” urainya.
Ketua LSM DPW Generasi Muda Peduli Tanah Air (GEMPITA) Prov. Kepri, Irwansyah Nasution menyebut bahwa ada dugaaan permainan kongkalingkong antara pelaku usaha dengan pemerintah. Apalagi kondisi Batam saat ini lagi gencar aktifitas darurat penyelundupan.
Kebutuhan pelabuhan tikus menjadi akses terbaik bagi perjalanan bongkar muat barang tanpa di pungut pajak.
Teritorial ini yang sering dilakukan mereka saat minum nya pengawasan dari pemerintah sendiri.
“Kegiatan yang dilakukan sudah setahun lebih ini, kq masih bisa mereka menjalankan nya. Ada apa semua ini. Dimana ketegasan dari Bea dan Cukai Batam. Mereka melakukan hal tersebut karena petugas dari unsur pemerintah tidak ada disana, ” ujar IwanIwan, Kamis (13/06) saat di hubungi wartawan.
Peredaran barang yang keluar masuk mulai dari jenis rokok, miskol, barang paket, dan sparepark nilai keuntungan nya sangat fantastis. Diluar dari pemasukan untuk negara, apakah oknum pemerintah dapat bagian persenan untuk itu. Pengelabuan nya sangat signifikan sekali.
“Barang jenis tersebut nilai nya teramat besar pajak nya ke negara, kalau pemerintah dapat menjalankan nya dengan sesuai SOP. Sudah pasti seratus persen, aktor dari penyelundup sudah pasti ada orang di balik layar tersebu. Mana mungkin mereka menjalan kan bisnis tersebut tanpa ada komandonya, ” jelasnya. (_red)