SUNGAI PENUH | Go Indonesia.id – Pembangunan jembatan yang saat ini dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Sungai Penuh, khususnya melalui Bidang Bina Marga, menuai sorotan terkait kualitas pekerjaan yang dinilai tidak memenuhi kaidah teknis konstruksi.
Salah Satu titik kritis yang menjadi perhatian adalah pekerjaan pondasi (abutment) jembatan. Dalam pantauan di lapangan, terlihat bahwa pekerjaan tapak jembatan menonjol ke sisi dan permukaan Sungai, yang berpotensi menghambat laju arus air.
Kondisi ini dikhawatirkan akan memicu masalah serius, seperti erosi pada tepi sungai dan penumpukan material yang mengganggu stabilitas jembatan dalam jangka panjang.
Tidak hanya itu, pekerjaan pasangan batu pada abutment juga dinilai bermasalah. Terlihat jelas minimnya siar beton antara batu satu dengan yang lain, sehingga konstruksi pasangan batu ini tampak rapuh.
Bahkan sebelum pekerjaan selesai, beberapa bagian pasangan batu sudah mulai lepas, mengindikasikan rendahnya kualitas pengerjaan dan ketidaksesuaian dengan standar teknis.
Melihat kondisi tersebut, pengawas dan konsultan pengawas yang bertugas diharapkan untuk lebih cermat dalam melakukan pengawasan. Jika ditemukan ketidaksesuaian dengan kaidah teknis, langkah TEGAS perlu diambil, termasuk memperbaiki atau membongkar pekerjaan yang tidak memenuhi standar, sebelum melanjutkan pembangunan struktur atas jembatan.
Pengawasan yang ketat sangat diperlukan untuk memastikan pembangunan jembatan ini tidak hanya selesai tepat waktu, tetapi juga kokoh dan tahan lama sesuai dengan harapan masyarakat. Sebab, kualitas konstruksi yang buruk tidak hanya merugikan anggaran, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna di masa mendatang.
Dinas PUPR Kota Sungai Penuh diharapkan segera bertindak untuk memastikan pekerjaan berjalan sesuai spesifikasi teknis, demi terciptanya infrastruktur yang layak dan berdaya guna bagi masyarakat.(*)
Redaksi