POHUWATO | GO Indonesia.id – Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato terus menjadi sorotan akibat praktik terlarang ini terus beroperasi tanpa adanya penindakan dari Aparat Penegak Hukum (APH).
Ironisnya lagi, ada seorang oknum Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Patilanggio diduga kuat terlibat dalam aktivitas yang merusak lingkungan tersebut. Padahal, tambang ilegal itu membuat 1.541 orang terpapar malaria, Dua diantaranya meninggal Dunia.
Seorang sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, sejumlah masyarakat sempat mengeluhkan keterlibatan oknum TKSN ini dalam aktivitas pertambangan ilegal di Desa Balayo tersebut.
Pasalnya, oknum TKSK sering kali absen saat penyaluran bantuan sosial, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), yang seharusnya menjadi tugas utamanya.
“Oknum ini diduga memiliki bekingan yang kuat, sehingga masih bebas berkeliaran meskipun sudah banyak laporan dari warga. Jika hal ini terbukti benar, maka ini merupakan penghinaan besar terhadap Hukum dan keadilan,” katanya.
Padahal, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dengan TEGAS melarang praktik ini. Bahkan, bisa dikenakan sanksi Pidana penjara jika oknum TKSK betul terbukti ikut main dalam tambang ilegal ini.
Saat dikonfirmasi Oknum TKSK yang terlibat dalam praktik pertambangan ilegal di Balayo ini memberikan Statemen yang berada di luar ekspektasi awal media dan juga mencoreng nama instansi Kementerian Sosial dan Dinas Sosial Daerah Kabupaten Pohuwato.
“Saya tak bisa banyak-banyak bicara pak, silahkan bapak hubungi saja Bang Ocha (Yosar Ruida Monoarfa_red), dia ketua kami disini, saya hanya khusus mengkoordinir wilayah Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio”. Terang Oknum yang tak mau menyebutkan namanya tersebut.
Saat awak media menjawab bahwa awak media masih bisa koordinasi dengan Kapolres Pohuwato AKBP Winarno, justru dengan sombongnya oknum tersebut menjawab, “Bapak Winarno itu sudah seperti saudara kandung saya pak, jadi koordinasi sama dia sama saja nanti bapak diarahkannya kepada saya lagi.” Tutup oknum tersebut tertawa.
(Redaksi)