MANGGARAI TIMUR | Go Indonesia.id – Dugaan kasus markup harga alat kesehatan (alkes) dan fasilitas kesehatan (faskes) di RS Pratama Watu Nggong kembali mencuat ke publik. Berdasarkan data yang diperoleh Go Indonesia.id, sejak tahun 2021 hingga 2023, tercatat sebanyak 906 item alkes dan faskes yang dibeli oleh rumah sakit tersebut.
Namun, terdapat dugaan kuat bahwa jumlah barang yang tercatat dalam data tidak sesuai dengan kondisi fisik di lapangan. Selain itu, diduga terjadi markup harga pada setiap barang yang dibeli, termasuk tempat tidur dewasa dan anak-anak, yang menjadi sorotan dalam dugaan penyimpangan ini.
Direktur Utama RS Pratama Watu Nggong, Dr. Maria Figliana, saat dikonfirmasi oleh Go Indonesia.id, menjelaskan bahwa jumlah total tempat tidur pasien dewasa dan anak-anak di rumah sakit tersebut adalah 30 unit, dengan rincian 22 unit tempat tidur dewasa dan 8 unit tempat tidur anak-anak.
Namun, dalam data yang diperoleh Go Indonesia.id, tercatat 50 unit tempat tidur pasien dengan harga per unit tempat tidur dewasa sebesar Rp 24.888.000 dan tempat tidur anak-anak Rp 24.523.000, dengan merk yang disebut sebagai βRobust.β Hal ini menimbulkan dugaan adanya penggelapan atau pencatatan fiktif atas 20 unit tempat tidur yang tidak ditemukan secara fisik di lapangan.
Lebih lanjut, Go Indonesia.id melakukan pengecekan harga tempat tidur pasien dewasa dan anak-anak di aplikasi belanja online Shopee.co.id. Hasilnya, harga tempat tidur serupa berkisar antara Rp 3.000.000 hingga Rp 10.000.000 per unit. Perbedaan signifikan ini mengindikasikan adanya potensi kerugian negara yang mencapai ratusan juta rupiah akibat praktik markup dalam pengadaan tempat tidur tersebut.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan alkes di RS Pratama Watu Nggong, Benediktus Samsu, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, membantah pernyataan yang disampaikan oleh Dr. Maria. Menurutnya, jumlah tempat tidur pasien dewasa dan anak-anak di RS Pratama Watu Nggong memang mencapai 50 unit, sesuai dengan data yang dimilikinya.
Namun, Benediktus enggan memberikan komentar lebih lanjut terkait dugaan penyimpangan tersebut, dengan alasan semua data terkait pengadaan alkes tersimpan di laptop pribadinya, yang saat ini berada di kediamannya di Ruteng, Kabupaten Manggarai. Ia juga mengundang tim Go Indonesia.id untuk memverifikasi data bersama di tempat tinggalnya.
βKalau ada waktu luang, silakan datang ke Ruteng. Semua data ada di laptop di rumah saya. Saat ini saya sedang di luar, jadi belum bisa memastikan secara langsung. Nanti kita cek bersama-sama,β ujar Benediktus.
Hingga berita ini diturunkan, Dinas Kesehatan setempat belum memberikan penjelasan lebih lanjut terkait dugaan penyimpangan ini. Go Indonesia.id akan terus memantau perkembangan kasus ini untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan fasilitas publik.
Reporter : Eventus